Tentu tidak demikian. Latihan harus dilakukan terus-menerus dengan senantiasa melakukan penyempurnaan pada setiap hal yang menyangkut keahlian tersebut. Hal inilah yang pernah dilakukan oleh grup band legendaris The Beatles, musisi Mozart, Bill Gates, serta masih banyak lagi yang lain. Mereka terus berlatih dengan durasi waktu yang luar biasa lama, 10.000 jam.  Â
Kualitas Proses Berlatih. Dalam buku Focus karya Daniel Goleman, intensitas latihan yang luar biasa panjang seperti kaidah 10.000 jam ini hanya akan menjadi mitos saja apabila tidak disertai dengan prinsip fokus dalam menjalaninya.
 Berlatih dengan hanya berorientasi pada aspek kuantitas tanpa memperdulikan aspek kualitas akan menjadikan hilangnya efektivitas dari suatu latihan. Durasi waktu yang berjam-jam terasa sia-sia saja apabila dalam menjalani prosesi pelatihan itu kita tidak menghadirkan fokus.
Seseorang yang sekadar melatih sesuatu tetapi pikirannya melayang kemana-mana akan menghambat terbentuknya jaringan syaraf baru yang meningkatkan kualitas penguasaan dari sebuah skill.
 Dalam istilah lain, latihan mendalam (deep practise) yang secara rutin dilakukan akan mempertebal lapisan myelin pada sistem syaraf kita. Dengan semakin kuatnya lapisan ini maka muscle memory pun akan semakin baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan proporsi intangible asset diri kita.
Apa yang membedakan kita dengan orang lain adalah mindset yang kita miliki dalam menatap realitas hidup, dan seberapa besar kerja keras kita untuk terus mengasah diri menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Dua hal inilah yang menjadi pondasi dasar menuju diri kita yang hebat, menjadi diri Anda yang luar biasa. The Amazing You! Â
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H