Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Nahi Munkar" KPK Memberantas Koruptor

7 Februari 2019   16:45 Diperbarui: 7 Februari 2019   16:53 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : i.ytimg.com

Miris. Inilah kata yang paling tepat untuk menggambarkan perilaku tidak bertanggung jawab dari para oknum jahat yang dengan teganya mencelakai para aparat penegak hukum. Belum hilang dari ingatan kasus penyiraman air keras terhadap salah satu penyidik terbaik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan,  kini situasi serupa kembali terjadi.

Tindakan penganiayaan kembali harus diterima oleh aparat penegak keadilan di negeri ini. Apapun motif yang melatarinya, tindakan beringas ini wajib mendapatkan efek jera. Mungkin bisa dibilang sangat wajar kalau penyidik KPK kembali mendapatkan perlakuan buruk ini, terutama akibat dari belum adanya tindakan tegas terhadap pelaku penyiraman Novem Baswedan. Entah apapun alasannya, penyelesaian kasus Novel Baswedan yang terkesan datar-datar saja dan seolah berjalan antiklimaks ini merupakan preseden buruk perlindungan keamanan bagi penegak hukum KPK.

Apakah ini indikasi bahwa KPK hanya dibela setengah hati oleh negara karena mereka menyasar kasus-kasus yang melibatkan cukup banyak pejabat penting negeri ini?Sudah berapa kali institusi KPK dihadapkan pada kondisi serba tidak nyaman selama menjalankan tugasnya sebagai pemberantas tikus-tikus yang menggerogoti negeri ini? Mulai dari kasus kriminalisasi KPK, cicak vs buaya, hingga penganiayaan kepada para penyelidik.

Kita semua sepakat bahwa korupsi yang terjadi di negeri ini sudah sedemikian kronis, tapi ditengah-tengah kondisi seperti itu orang-orang yang berada pada garda terdepan perlawanan terhadap korupsi  justru dibuat tidak nyaman kondisinya. Ketenangan jiwa seolah dihilangkan dari benak para penegak KPK ini.

Apakah ini bentuk upaya sistematis untuk melemahkan KPK ataukah ini memang merupakan tindakan spontan para koruptor yang terusik kerakusannya? Apapun situasi yang mendasarinya, seluruh elemen didalam KPK harus tetap kuat menghadapi tantangan ini. 

Dalam hidup ini kita diajarkan untuk melakukan amar makruf dan nahi munkar. Kedua hal ini haruslah dilakukan beriringan. Hanya saja, melakukan nahi munkar itu bisa dibilang tidaklah semudah melakukan amar makruf. Nahi munkar menuntut pelakunya untuk berani bersikap tegas terhadap kemaksiatan dan keras terhadap perbuatan dosa. Memberantas korupsi adalah bagian dari nahi munkar yang membutuhkan keberanian besar dari para pelakunya.

Risiko menjadi seorang penegak hukum KPK adalah dibenci oleh koruptor, dan koruptor itu selalu "bermain" pada level tinggi. Dengan kekuatan finansial haram yang dimilikinya, begitu mudah untuk mendesain aksi jahat berupaya tindakan intimidasi dan penganiayaan kepada para penyidik KPK. Kita tidak tahu seberapa banyak barisan penyokong tikus-tikus berdasi yang seudah sekian lama merugikan masyarakat negeri ini. Tapi yang pasti kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia sepenuhnya berada dibelakang para penegak hukum KPK. Sebagai warna masyarakat kita seharusnya memiliki kepedulian lebih terhadap insitusi yang kita banggakan ini. Minimal dengan kita bersikap proaktif untuk memberikan inisiatif perlindungan kepada seluruh pelaksana tugas di KPK agar mereka merasa mendapatkan dukungan penuh masyarakat dalam mengerjaan tugas-tugasnya.

Untuk segenap aparat penegak hukum yang ada di KPK saat ini, kami berharap semangat kalian tidak akan goyah, tekad kalian tidak pernah pudar, dan keberanian kalian justru semakin menyala setelah beragam perlakuan buruk selama ini. Ingatlah bahwa kalian tengah berjuang memberantas kemungkaran di negeri ini. Kalian tengah berjuang menghalau penghianat yang bisa merobohkan negeri ini. Setiap langkah kalian adalah ibadah, setiap rasa sakit kalian adalah pahala, dan setiap luka kalian akan digantikan dengan balasan tak ternilai dari Sang Maha Kuasa. Teruslah berjuang memberantas korupsi di negeri ini.

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun