Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahkota Kemuliaan #4: Kisah-Kisah yang Menakjubkan

2 Januari 2017   21:30 Diperbarui: 2 Januari 2017   22:08 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setibanya pada masa kelulusan, seluruh orang tua diundang untuk hadir ke sekolah. Pada saat itu pihak sekolah memanggil sang ibu yang luar biasa tadi untuk naik ke atas panggung dan sekaligus memanggil sang anak. Pihak sekolah mengisahkan kisah luar biasa tersebut kepada seluruh hadirin yang hadir saat itu. Sang anak begitu terharu mendengar perjuangan luar biasa dari sang ibu, dan ia pun meneteskan air matanya. 

Kisah 4

Bencana gempa dan Tsunami di Jepang beberapa tahun lalu merenggut begitu banyak korban jiwa serta menyebabkan banyak kerusakan. Nyawa-nyawa yang hilang karena tertimpa bangunan dan gedung-gedung merupakan salah satu kisah yang memilukan. Dari serangkaian kisah pilu tersebut ada sebuah kejadian yang teramat sangat menggugah hati siapapun yang menyaksikannya. Sebuah kisah pengorbanan dari seorang ibu yang rela mengorbankan nyawanya sendiri demi menyelamatkan anaknya. Kisah ini begitu fenomenal dan dimuat hampir di seluruh surat kabar. Seorang perempuan yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tubuh menelungkup seperti melindungi sesuatu dari reruntuhan bangunan yang menimpanya. Perempuan tersebut ditemukan sudah tidak bernyawa lagi, namun di bawah tubuhnya ada sosok anak kecil yang dilindunginya. Anak kecil tersebut selamat dari bencana gempa yang menimpa berkat penjagaan dari sang ibu yang begitu mengasihinya.

Kisah 5

Ada pepatah yang mengatakan kasih ibu sepanjang masa dan kasih anak sepanjang galah. Cinta kasih seorang ibu akan bertahan selamanya bagi anak-anaknya, bahkan hingga sang anak tumbuh dewasa. Sebuah kisah tentang cinta kasih seorang ibu yang sudah berusia 101 tahun kepada putranya yang sudah berusia 63 tahun. Sang putra mengalami kelainan fisik (difabel) sehingga tidak bisa beraktivitas secara normal sebagaimana orang kebanyakan. Sang anak tersebut hanya bisa terbaring tanpa bisa melakukan segala aktivitasnya secara mandiri. Adalah sang ibu yang membantunya untuk makan, minum, dan lain sebagainya. Sang ibu dengan cintanya yang dalam begitu tulus merawat putranya tersebut selama 63 tahun usia hidup sang anak. Sungguh luar biasa. Mungkin ini adalah salah satu bukti bahwa cinta kasih ibu memang sungguh tulus. Beliau menyayangi putranya dengan kondisi demikian sepanjang sisa hidupnya hingga sang ibu tersebut wafat.

Kisah 6

Sebuah kisah dari negeri sebrang tentang seorang ibu yang rela mengorbankan dirinya sendiri demi kelahiran anak tercintanya. Kisah seorang ibu yang oleh dokter divonis menderita kanker tenggorokan akut dan hanya dengan pengobatan kemoterapi saja yang bisa membuatnya bertahan hidup. Akan tetapi pengobatan ini memiliki konsekuensi bahwa ibu tersebut tidak dianjurkan untuk memiliki keturunan. Beberapa waktu setelah vonis dokter tersebut ternyata sang ibu tersebut mendapati bahwa dirinya hamil, dan ini berarti dia dihadapkan pada pilihan antara memilih keselamatan nyawanya sendiri atau memilih anak dalam kandungannya. Sang ibu tersebut memutuskan untuk lebih memilih anaknya daripada dirinya sendiri. Dampak yang ditimbukan dari pilihannya ini membuat sang ibu harus berjuang dengan rasa sakit yang amat sangat karena kanker yang dideritanya terus berkembang menggerogoti tubuhnya, tidak hanya di tenggorokannya saja , akan tetapi sudah menybar hingga ke kepala sang ibu. Pilihan dari sang ibu untuk tidak melakukan pengobatan kemoterapi membuat ibu tersebut membuat dirinya semakin melemah dari waktu ke waktu hingga para dokter memutuskan untuk melakukan operasi caesar guna menyelamatkan bayi dalam kandungan sang ibu. Sang anak berhasil diselamatkan meskipun kondisinya sangat lemah dan memiliki berat tubuh lebih kecil dari bayi normal.

Sel kanker yang menyerang tubuh ibu tersebut terus menggerogoti tubuhnya hingga membuat sang ibu kelihatan penglihatannya, dan melumpuhkan tenggorokannya. Kondisi ibu tersebut terus melemah hingga akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya setelah ibu tersebut bertemu dan menyentuh bayi kecilnya untuk yang pertama dan terakhir kalinya.

Kisah 7

Thomas Alfa Edison merupakan salah seorang ilmuwan termasyhur yang dikenal oleh dunia. Jasanya dalam menemukan lampu tidak bisa dipungkiri adalah sumbangsih terbesar dalam kehidupan manusia modern. Namun, seorang ilmuwan sehebat Thomas Alfa Edison ternyata semasa kecilnya dianggap sebagai seorang anak bodoh, idiot, dan tolol oleh gurunya di sekolah. Cinta dan keyakinan dari ibunyalah, Nancy Mathews Edison, yang menjadikan Thomas Alfa Edison sebagai salah seorang ilmuwan terbesar. Sang ibu memiliki keyakinan bahwa Thomas Alfa Edison adalah seorang anak yang cerdas, bukan anak bodoh sebagaimana yang dialamatkan oleh guru-gurunya disekolah. Sang ibu memutuskan untuk mengeluarkan putranya tersebut dari sekolah yang selama ini ia anggap merendahkan sang anak. Thomas Alfa Edison diberi pendidikan langsung oleh ibunya, diberikan pengajaran akan banyak hal, dan diberikan wawasan yang luas. Sang ibu terus menggali potensi dan minat dari Thomas kecil hingga akhirnya didapati bahwa Thomas Alfa Edison memiliki minat yang besar pada dunia sains dan percobaan, sebuah bidang yang akhirnya menjadikan dirinya dikenal sebagai sosok yang fenomenal. Keyakinan dan cinta dari sang ibu inilah yang diakui sendiri Thomas Alfa Edison dalam sebuah pernyataannya, “Ibu begitu yakin, begitu percaya kepadaku. Saya memiliki seseorang yang sangat berarti dalam hidup, yang tidak bisa saya kecewakan.” Mungkin tanpa adanya cinta ibu saat ini dunia kita akan tetap “gelap”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun