PERAN MEDIA KAMUS MINI BAHASA INDONESIA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TERHADAP KOSAKATA BARU DI KELAS 4B SDN SERANG 3
- LATAR BELAKANG
Pembelajaran bahasa Indonesia ialah komponen dasar kurikulum di semua jenjang pendidikan formal. Dalam perjalanan pendidikan ini, penting bagi siswa untuk mengembangkan kemahiran berbahasa, yang mencakup  empat keterampilan utama: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Penguasaan keterampilan ini sangat penting, karena keterampilan ini memberdayakan siswa untuk meningkatkan kompetensi intelektual, sosial, dan berbagai kompetensi lainnya. Dengan mengembangkan kemampuan ini, siswa bisa mengembangkan pertumbuhan yang menyeluruh yang melampaui kemampuan bahasa itu sendiri. Dari keempat aspek tersebut, membaca menjadi salah satu aspek terpenting yang mempengaruhi potensi yang dimiliki oleh peserta didik.Â
Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca kita membuka pintu gerbang menuju segala penjuru dunia. Dengan membaca pun, kita seolah menjelajah ke berbagai tempat, menembus ruang dan waktu. Membaca merupakan bentuk penghargaan kita terhadap masa lalu, memperkaya masa kini, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan. Membaca juga bisa diibaratkan dengan menyimak tulisan dan merasuk ke hati jika ada yang berkesan. Membaca itu suatu aktivitas yang sangatlah kompleks, membaca melibatkan kemampuan fisik dan psikis seseorang. Dalam membaca terdapat kegiatan menerima suatu informasi, dimana membaca bisa diartikan sebagai salah satu proses mendapatkan pemahaman yang baru. Untuk memperoleh suatu pemahaman itu diperlukan usaha dalam mengolah teks atau bahan bacaan menjadi informasi yang bermakna.
- JENIS PENELITIAN
penelitian ini memakai metodologi deskriptif kualitatif. Sebagaimana diutarakan oleh Sugiyono (2018), penelitian deskriptif kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme dan dipakai untuk menyelidiki fenomena alam, dengan peneliti berperan sebagai instrumen utama untuk menggambarkan situasi secara objektif berlandaskan bukti faktual. Pemilihan pendekatan deskriptif ini sejalan dengan tujuan penelitian untuk mengungkap masalah keterampilan membaca pemahaman yang kurang memadai di kalangan siswa sekolah dasar dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia.
Metodologi yang dipakai untuk pengumpulan data mencakup: (a) observasi, khususnya dengan memakai observasi partisipan. Selain itu, peneliti menerapkan observasi terstruktur, yang telah dirancang secara sistematis untuk memperhitungkan subjek yang diamati, serta waktu dan lokasi observasi tersebut, yang semuanya didokumentasikan dengan cermat pada lembar observasi. (b) Wawancara juga dipakai sebagai sarana pengumpulan informasi. (c) Dokumentasi berfungsi sebagai alat lain bagi peneliti, yang bertujuan untuk memperoleh data yang terkait dengan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan kamus kecil ketersediaan fasilitas dan infrastruktur pendukung.
- Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Serang 3 yang berada di kota serang. Studi ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2024/2025, lebih tepatnya dilaksanakan pada bulan November yang dipakai untuk mengumpulkan data terkait Peran Media Kamus Mini Bahasa Indonesia Dalam Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik Terhadap Kosakata Baru Di Kelas 4B.
- Subjek Penelitian
Subjek ini ialah seluruh siswa kelas 4B dan Guru wali kelas 4B. yang di mana siswa di kelas 4B SDN Serang 3 berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki- laki dan 20 siswa Perempuan.
- HASILÂ
dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh guru kelas 4 b SDN Serang 3. banyak ditemukan peserta didik yang masih sukar dalam memahami suatu bahan bacaan terkadang dalam buku bacaan terkandung bahasa yang sulit untuk dimengerti oleh peserta didik oleh karenanya peserta didik harus memahami makna-makna dari kata yang sukar ini dengan menggunakan media. peneliti menemukan bahwa di SDN Serang 3 memiliki strategi dengan menggunakan kamus kecil, kamus kecil ini merupakan miniatur dari kamus besar bahasa Indonesia di dalamnya terdapat kata-kata yang sering muncul pada buku bacaan peserta didik. anak-anak juga bisa menambahkan sendiri berbagai macam bahasa-bahasa yang sukar dimengerti di dalam kamus kecil tersebut nantinya peserta didik akan menanyakan arti dari kata yang belum mereka mengerti kepada guru.
Rendahnya keterampilan peserta didik dalam memahami kosakata baru terjadi akibat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran mereka diantaranya
kurangnya pemaparan dari guru kepada peserta didik, pemaparan materi yang di sampaikan oleh guru kurang disampaikan dengan baik, pemberian pemahaman kosakata baru diperlukan dalam konteks yang bermakna. Â Pemaparan yang terbatas menghambat kesempatan mereka dalam mengenali dan mengingat kata-kata atau pun kosakata baru yang mereka baru pertama kali dengar.
kesulitan pengucapan dan penulisan, beberapa kosakata memiliki pengucapan atau ejaan yang sulit sehingga peserta didik merasa kesulitan untuk menghafal dan menggunakan kata-kata tersebut dengan benar.
kurangnya koneksi ke pengetahuan sebelumnya, peserta didik sering sekali lebih mudah mengingat kosakata baru jika mereka bisa mengaitkannya dengan pengetahuan atau pengalaman sebelumnya tanpa koneksi yang jelas memori jangka panjang sulit untuk terbentuk.
Metode pengajaran yang kurang bervariasi atau kurang menarik bisa menyebabkan peserta didik kehilangan minat dan fokus dalam mempelajari kosakata baru.
Peserta didik yang malas membaca, pemahaman kosa kata baru juga di pengaruhi oleh seberapa sering peserta didik membaca buku atau informasi yang ada. Semakin banyak informasi dan bahan bacaan yang dibaca tentunya akan melatih kemampuan peserta didik dalam memahami beberapa kosa kata baru.