Mohon tunggu...
Ahmad Khairudin
Ahmad Khairudin Mohon Tunggu... profesional -

Islam, Indonesia, pendidikan, sejarah & Pers. Allahu akbar!!! Merdeka!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pahami Pemikiran Among Ki Hadjar Dewantara

20 Desember 2014   08:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:54 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pahami Pemikiran Among Ki Hadjar Dewantara

Ing ngarso sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. maksudnya kurang lebih, di depan memberi teladan, di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa, dari belakang memberikan dorongan dan arahan. itu konsep seseorang yang dianggap pahlawan nasional di bidang Pendidikan Ki Hadjar Dewantara atau Suwardi Suryaningrat.

Konsep pemikirannya tentang pendidikan diwujudkannya dalam Taman Siswa. Dia menyebut dengan TAMAN, bukan sekolah. Istilah yang lebih bisa dimaknai tempat anak belajar dengan bahagia. Bukan sekolah dimana siswa tertekaan dengan aturan seragam dan materi sekolah yang belum tentu bermanfaat bagi hidupnya.

Taman siswa yang diajarkan ki hadjar menanamkan raca cinta kasih pada sesama tanpa harus memaksakan warna. Menggajarkan kebanggaan pada Bangsa tanpa memaksakan pakaian sergam. Mengajarkan budhi tanpa memaksakan biaya ajar.

Disini peran seorang guru dalam sistem among. Pembinaan yang diiberikan akan total dan membekas. Seorang pendidik yang sukses akan juga dikenang saat anak didiknya meraih puncak tertinggi.

Besarnya nama Sukarno, Muso, Kartosuwiryo, Alimin tidak bisa dilepaskan dari mentoring seorang H.O.S. Cokroaminoto. Demikian juga pmikiran seorang Plato tidak bisa dipisahkan dari didikan Seorang Socrates yang akhirnya juga diturunkan ke Aristoteles. Atau kebesaran Sunan kalijaga akan selalu menyertakan cerita dari didikan Sunan Bonang.

Sistem nyantrik ini bukan hal mudah. Transfer ilmu diberikan seluruhnya dan butuh waktu yang lama. Selain itu perlu waktu yang panjang untuk pembuktiannya.

Tapi itulah tantangan yang harus dihadapi untuk membuat generasi yang menkalankan konsep ajar taman siswa dengan sistem among. Sebenarnya bukan hal mustahil jika para orang yang mengaku pakar pendidikan dan pemangkukebijakan mau berfikir dan berkorban.

Salam...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun