Mohon tunggu...
Agil Triyani
Agil Triyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Uhamka

Ganbatte🤗

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PKM Mahasiswi Uhamka kepada Keluarga Dhuafa

9 Januari 2022   19:36 Diperbarui: 9 Januari 2022   19:50 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat di Desa Tarumajaya secara ekonomi memiliki strata yang beragam. Adanya pandemi Covid-19, memberikan dampak yang negatif dan signifikan terhadap masyarakat kalangan bawah, terutama yang terkena pemberhentian hubungan kerja, sehingga sumber pendapatan rumah tangganya berkurang dan bahkan ada yang tidak memiliki pendapatan. 

Masyarakat ini, dalam aktivitas ekonominya banyak ditunjang pihak ibu rumah tangga yang menjalankan usaha mikro dan kecil. Namun, pada era pandemi ini para pelaku usaha mikro dan kecil mengalami kendala pada semakin menurunnya omzet penjualan dan sulitnya mencari tambahan modal akibat masih rendahnya kemampuan dalam mengelola keuangan dan penggunaan teknologi.

Sasaran pemberdayaan keluarga dhuafa kami adalah Ibu Tarimah. Ibu Tarimah berusia (40) tahun. Ia tinggal di Jalan Desa Samudera Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Jawa Barat. Ibu Tarimah adalah seorang janda yang tinggal dirumah bersama ke 3 anaknya. 

Ibu Tarimah mempunyai tiga orang anak, anak pertama mengijak sekolah menengah pertama , anak kedua menginjak sekolah menengah pertama dan anak ketiga menginjak sekolah dasar. 

Sejak suami ibu Tarimah pergi kabur meninggalkan beliau dan ketiga anaknya semenjak anak yang terakhirnya berusia 1 tahun sampai sekarang, ibu Tarimah hanya mengandalkan uang dari hasil pekerjaannya yang banting tulang ke rumah-rumah warga untuk cuci gosok. 

Seringkali pun ibu Tarimah tak hanya cuci gosok, dia akan mengerjakan apa saja jika orang lain membutuhkan tenaganya seperti mengojek ke pasar, membawakan barang-barang dan apapun itu yang dapat menghasilkan waktu 1 menitnya menjadi recehan yang berharga. Dengan semua kerja keras yang beliau lakukan, itupun tidak mencukupi kebutuhannya karena untuk mencukupi biaya anak-anaknya sehari-hari.

Dengan

  1. Membiayai 3 sekolah anak. Untuk 2 anak sejumlah Rp. 750.000 dan SD Rp. 250.000 Jumlah uang tersebut belum termasuk uang jajan atau ongkos sekolah untuk 3 anaknya tersebut.
  2. Pendapatan yang di dapat beliau tidak menentu bahkan terbilang sangat kurang.
  3. Selama 6 bulan saudara dan teman -- temannya membantu membiayai pendidikan anaknya, namun beliau menyadari bahwa itu hanya berjalan sementara.
  4. Membiayai kehidupan sehari -- hari beliau dan anak -- anaknya.

Kami Membantu ikut andil orang yang membutuhkan modal untuk melanjutkan usaha dagang pakaian yang sempat terhenti sebelumnya.

Tahapan pertama yang dilakukan adalah kami melakukan survei dan pendekatan langsung kepada keluarga dhuafa. Dengan survey dari ke 3 tempat daerah lingkungan kami yang berbeda, diputuskan daerah Bekasi Utara desa Samudera Jaya yang memiliki banyak pilihan kaum keluarga dhuafa yang memang sesuai untuk diberikan program pemberdayaan tersebut.

Untuk membuka usaha tentu saja membutuhkan dana yang cukup besar. Kami pun melakukan Fundrising untuk mengumpulkan dana. Dimulai dengan membuat poster untuk disebarluaskan ke masyarakat bahwa kami membuka Fundarising program pemberdayaan keluarga dhuafa. Lalu menyebarkan ke sanak saudara kita dan kerabat terdekat, melalui beberapa platform media sosial seperti Whatsapp, Instagram, dan Facebook. Juga melalui lisan langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun