Maka tidak heran jika output-output sekolah kita umumnya memiliki mindset untuk menjadi seorang pegawai kelak, entah itu mendambakan diri menjadi seorang abdi negera (PNS/TNI/Polri), menjadi karyawan BUMN, menjadi karyawan swasta dan sebagainya. tentu sah-sah saja bahkan terhormat untuk menjadi seorang pegawai, namun jika hampir semua anak bangsa mendambakan hal diatas, lantas  siapakan yang akan menjadi pemimpin, siapa yang akan membuka lapangan pekerjaan, membangun usaha untuk dirinya dan orang lain.
Ki Hajar Dewantara membangun Taman Siswa dengan harapan kelak sistem pendidikan kita akan melahirkan pimpinan-pimpinan bangsa yang berkarakter dan memiliki kompetensi mumpuni di setiap bidang keahliannya masing-masing, yang akan membawa bangsa Indonesia menajdi bangsa yang makmur dan sejahtera, unggul di segala bidang.Â
Maka sudah seharusnya sistem pendidikan di sekolah  difokuskan ke pengembangan karakter, bukan penindasan karakter, pengembangan kompetensi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta lifeskill, bukan pemaksaan penjejalan pengetahuan. Karena sekolah seyogyanya  adalah tempat untuk memanusiakan manusia, bukan tempat untuk mendidik manusia layaknya kerbau yang dicocok hidung.Â
Namun beban pendidikan ini tidak serta merta menjadi tanggung jawab guru semata, karena menurut Ki Hajar Dewantara pun bahwa kesuksesan pendidikan itu harus dibangun melalui sinergi dari tiga pusat pendidikan, yaitu rumah, sekolah dan masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H