Serangan bom bunuh diri yang terjadi di bandara internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan menewaskan setidaknya 110 orang. Dari sekitar 110 orang, 13 diantaranya merupakan anggota militer Amerika Serikat.11 anggota marinir, satu orang pelaut angkatan laut dan satu orang prajurit angkatan darat harus meregang nyawa, sementara 18 lainnya anggota militer Amerika Serikat mengalami luka luka.
Serangan mematikan yang mengklaim nyawa ratusan orang ini dilaksanakan oleh kelompok afiliasi ISIS yang dikenal dengan sebutan ISIS-K, yaitu organisasi ISIS yang bergerak di provinsi Khorasan.Â
Serangan bom bunuh diri ini meninggalkan bercak baru dan menjadi penutup yang buruk dari 20 tahun kampanye militer Amerika Serikat di Afghanistan pasalnya, hanya dalam kurang dari 24 jam angka kematian di tanggal 26 Agustus 2021 ini telah memakan lebih banyak korban militer ketimbang di tahun 2020.Â
Tahun 2020 korban militer AS Â terhitung dari Januari 2020 hungga Desember 2020 berjumlah 11 orang, yang dimana empat diantaranya meninggal dalam pertempuran.
Besarnya angka korban jatuh dari pihak militer dalam sehari menempatkan hari kamis (26/8) masuk menjadi hari paling berdarah setelah kejadian tewasnya 30 anggota militer AS akibat tertembaknya helikopter Chinook pada 6 Agustus 2011 di Provinsi Wardak.
Serangan mematikan ini memicu kemurkaan presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Dalam pidatonya di gedung putih, Biden mempertegas bahwa Amerika tidak akan lupa, dan akan memburu dalang serangan di bandara Hamid Kazai, Kabul.Â
Presiden Biden juga menegaskan bahwa rencana evakuasi warga Amerika Serikat di Afghanistan tetap dilaksanakan dan tetap mengikuti jadwal yang telah ditentukan walaupun, ancaman serangan lain masih memungkinkan.
"Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan lupa. Kami akan memburu anda dan membuat anda membayar," ucap presiden Biden di dalam pidatonya.
Presiden Biden ternyata tidak menggertak saja, karena pada 27 Agustus 2021, di provinsi Nangarhar, Afghanistan drone militer Amerika Serikat melakukan serangan terhadap afiliasi kelompok ISIS-K.Â
Serangan tersebut diklaim telah menewaskan dua anggota ISIS-K. Pentagon mengklaim bahwa serangan tersebut berhasil mengambil nyawa dua orang petinggi ISIS-K, keduanya diduga sebagai perencana dan fasilitator untuk organisasi afiliasi ISIS ini.
"Mereka adalah perencana dan fasilitator ISIS-K. Sudah cukup alasan untuk melakukan serangan udara," ujar John Kirby selaku juru bicara Pentagon seperti dilansir dari AFP.