Waktu luang adalah gerbang di mana semua pikiran liar yang tak bisa kita kontrol terus bermunculan, mulai dari masa depan yang selalu menjadi tanda tanya besar dan juga masa lalu yang sulit di lepaskan.
Apalagi masalah kegagalan yang membekas menjadikan lubang penyesalan. Dan ini bisa berdampak buruk bagi kita jika terus menerus di pikirkan tanpa adanya penyelesaian.
Kondisi ini di sebut dengan overthinking atau berpikir secara berlebihan yang membuat rasa cemas dalam diri kita terutama pada otak.Â
Contohnya memikirkan masa lalu, kenapa ya dulu kita milih ini, coba aja dulu kita milih itu, seandainya kita milih itu pasti ga jadi gini, dan lain hal sebagainya.Â
Ataupun memikirkan masa depan, entah itu memikirkan karir, jodoh, hidup kita ke depannya, masalah ekonomi ketika mungkin nanti sudah berkeluarga, atau pun hal-hal lain di masa depan.
Nah lalu pertanyaannya apakah semua hal yang kita pikirkan saat ini mulai dari masa lalu atau pun masa depan sebenernya normal gak sih? atau baik gak sih buat diri kita saat ini?.Â
Overthinking bisa terjadi kapan saja, mungkin bisa sebelum tidur di malam hari, atau mungkin siang hari ketika kita sedang beristirahat rebahan di atas kasur, pemikiran-pemikiran ini biasanya di mulai dari hal kecil yang kemudian secara autopilot / otomatis menjadi sebuah kecemasan besar di dalam otak kita.Â
Misalnya mengenai masa lalu, mungkin dulu kita pernah melakukan kesalahan yang membuat kita seperti sekarang, atau salah memilih pilihan di masa lalu yang membuat kita menyesal.Â
Pada dasarnya sebuah penyesalan ini adalah hal wajar yang secara alami bekerja di dalam otak, namun jika terus menerus di pikirkan tanpa adanya penyelesaian maka ini akan menjadi dampak buruk bagi kesehatan mental kita, contohnya kita menjadi sulit menentukan pilihan karena trauma akan penyesalan di masa lalu, ataupun ketika kita mengingat kejadian sedih di masa lalu dan kita memikirkannya secara berlebihan malah membuat kita tambah sedih.Â
Tidak melulu perihal masa lalu biasanya orang-orang yang overthinking kebanyakan memikirkan masa depan mereka, seperti contohnya pada saat memilih untuk lanjut kuliah, kerja, atau gapyear.Â
Ini merupakan salah satu pilihan yang sulit, dan tak sedikit saat kita memikirkannya terus menerus tanpa adanya kepastian, maka rasa cemas di dalam otak kita akan muncul berulang setiap memikirkan hal tersebut, dan bahkan terkadang malah memikirkan hal-hal negatif yang padahal belum tentu terjadi.