Mohon tunggu...
Aghnina Khoirun Nisa
Aghnina Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab Universitas Islam Negeri Salatiga

Memiliki minat seputar karya tulis bertema pendidikan terutama pada bidang bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Santri Salaf dalam Mengasah Kemampuan Berkomunikasi dengan Bahasa Arab

11 Juni 2024   19:06 Diperbarui: 11 Juni 2024   19:29 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bahasa Arab merupakan bahasa rumpun semit yang secara resmi digunakan oleh mayoritas negara pada 2 benua yaitu benua Asia Barat dan benua  Afrika Utara. Bahasa Arab juga berhasil diakui sebagai bahasa Internasional. Selain itu, bahasa Arab juga identik dengan agama Islam karena hampir semua komponen yang terdapat pada agama Islam disajikan dengan bahasa Arab, seperti teks pada Al-Qur'an, Hadits, dan kitab-kitab turots.

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya merupakan pemeluk agama Islam, hampir di setiap wilayah Indonesia memiliki pendidikan berbasis agama Islam yang tentu juga mengimplementasikan bahasa Arab dalam pembelajaran pendidikan tersebut. Pendidikan berbasis agama Islam yang berdiri di Indonesia cukup sistematis, sebab pendidikan tersebut memiliki hirarki yaitu  pendidikan kanak-kanak sampai pendidikan yang memiliki jenjang tinggi. Selain itu terdapat program pendidikan yang dinaungi oleh negara sampai program yang dimiliki oleh per-individu ahli agama.

Salah satu program pendidikan agama Islam yang berdiri di Indonesia adalah pondok pesantren. Keberadaan pondok pesantren disinyalir sebagai pendidikan agama yang sangat efektif karena pondok pesantren menerapkan sistem pendidikan yang disiplin. Kedisiplinan ini dapat dilihat dari cara para santri atau murid yang sedang menuntut ilmu di pondok pesantren, para santri memiliki rutinitas menghafal, jadwal belajar yang padat disetiap harinya, bahkan tidak pulang ke rumah dalam waktu yang cukup lama. Pondok pesantren memiliki jenis yang beragam sesuai dengan apa konsentrasi pembelajaran yang ditekankan, terdapat pesantren yang fokus pada metode salaf, metode modern, dan masih banyak  di antaranya.

Dengan begitu, bahasa Arab tentu memiliki peran penting dalam keseharian semua santri. Santri akan dianggap menjadi sosok yang mahir dalam semua aspek bahasa Arab terlebih pada aspek komunikasi. Akan tetapi kemampuan santri salaf terlihat sedikit berada di bawah santri pondok modern mengenai hal tersebut. Hal ini terjadi karena terdapat faktor dari segi perbedaan, kelebihan, dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap metode pembelajarannya.

Metode pembelajaran yang ditekankan pesantren salaf adalah mengkaji kitab-kitab turots dengan sangat memperhatikan kaidah tata bahasa Arab sehingga para santri terbiasa dengan kajian kitab beserta kaidah bahasa namun tidak terbiasa dengan pengucapan bahasa Arab untuk berkomunikasi. Sedangkan santri pondok modern telah terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa Arab hampir di setiap waktu belajar mereka. Hal ini yang menjadi penyebab ketertinggalan santri salaf dalam aspek berkomunikasi menggunakan bahasa Arab.

Data dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada sebagian besar santri salaf yang masih berada di lingkungan pesantren ataupun sedang melanjutkan studi dalam negeri menunjukkan bahwa terdapat kesulitan dalam upaya untuk berbincang atau berkomunikasi menggunakan bahasa Arab karena mereka hanya menjalani prosedur pembelajaran dari pesantren dan tidak mengasah kemampuan dalam berkomunikasi. Penulis melakukan penelitian tersebut dengan pengamatan pada sebagian besar santri Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang dan rekan kuliah penulis yaitu mahasiswa Universitas Islam Negeri Salatiga yang diketahui sebagai alumni pondok pesantren salaf. Kedua lembaga tersebut merupakan alamater  penulis dan penulis turut mengalami hal tersebut.

Di sisi lain, data di atas berbeda dengan data santri salaf yang sedang melakukan studi di negara berbahasa Arab yang tentunya sudah menguasai aspek komunikasi. Tetapi tantangan juga dirasakan oleh mereka yang sudah menguasai aspek komunikasi karena mereka harus memutar otak sendiri untuk merancang strategi pada masa pembelajaran untuk bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Penulis mengumpulkan data dari hasil wawancara terhadap beberapa santri pondok pesantren Al-Anwar Sarang yang sedang melanjutkan studi di beberapa negara berbahasa Arab seperti Mesir dan Yaman. Mereka mengaku memiliki strategi pembelajaran yang mereka susun sendiri karena pesantren salaf tidak memiliki prosedur tersebut.

Berbagai strategi yang mereka bagikan kepada penulis adalah dengan cara menghafal kosakata bahasa Arab yang dimulai dari hal-hal di sekitar, kemudian tidak lupa untuk melakukan praktek berbicara bermodalkan kosakata yang telah dihafal meski dengan lawan bicara benda mati sekalipun. (Lembaga kursus bahasa Arab Al-Azhar Pare mengenal metode berbicara dengan benda mati tersebut dengan sebutan metode gila). Selain mengumpulkan kosakata dan mempraktekkannya dengan seseorang ataupun menggunakan metode gila, mereka juga menyarankan untuk mendengar ucapan langsung dari penutur asli dan tidak ragu untuk mencoba berkomunikasi dengan penutur asli. Media sosial yang sangat banyak dan mudah untuk diakses dapat dimanfaatkan sebagai alat komunikasi dengan penutur asli berbagai bahasa.

Meski terdapat banyak upaya yang harus dilakukan oleh santri salaf dalam mengasah kemampuan untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Arab, santri salaf tidak perlu merasa sulit akan hal-hal tersebut karena santri salaf sudah memiliki dasar-dasar kaidah tata bahasa Arab yang dipelajari melalui kitab turots. Kunci dari kemampuan berbahasa adalah dengan memperbanyak pengetahuan kosakata, dan dengan kemampuan santri salaf dalam kaidah tata bahasa pasti akan lebih mudah untuk mengupayakan hal-hal tersebut jika terdapat kemauan belajar yang tinggi dari setiap individunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun