Mohon tunggu...
Aghnia Tsabitha
Aghnia Tsabitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa tahun ke-3 dari Universitas Pendidikan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Sekolah PDIP dari Kacamata Peirce

1 Juni 2023   19:25 Diperbarui: 1 Juni 2023   19:52 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada 15 April 2023 silam, sekolah partai PDIP melaksanakan kegiatan pendidikan kebangsaan dan pelatihan dakwah digital tahun 2023 di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Dilansir dari tvOnenews.com, Ketua DPP PDIP yakni Djarot Syaiful Hidayat mengatakan bahwa pelatihan tersebut memiliki tujuan dalam rangka menolak kampanye politik identitas serta ujaran kebencian di era digitalisasi pada perhelatan pemilu yang akan diselenggarakan 2024 nanti. Ketua DPP PDIP pun menyatakan, bahwa posisi partai mereka sudah jelas berada pada pihak seluruh uztaz, seluruh ulama, dan seluruh dai yang tergabung dalam Baitul Muslimin Indonesia yang benar-benar memperjuangkan nilai-nilai Islam. Selain itu, beliau pun mengatakan, bahwa PDIP menolak politik identitas dan hanya akan menggunakan nilai-nilai Islam untuk memperebutkan kekuasaan, dengan cara toleransi.

Berita yang berjudul "PDIP Tolak Kampanye Politik Identitas Bernilai Agama" tersebut, dilakukan agar kita sebagai warga negara benar-benar mampu membangun toleransi, menghargai satu sama lain, dan menjaga persaudaraan antar umat Islam di seluruh Indonesia. Masyarakat diajarkan dan ditanam pemahaman, bahwasanya kita dilarang untuk mencaci maku sesama umat manusia, dilarang menyebarkan berita hoaks, serta dilarang menebarkan kebencian untuk merebut kekuasaan. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh pengurus DPD PDIP wilayah Jakarta Selatan untuk memperlihatkan keragaman di setiap wilayah Indonesia. Hal tersebut tentu saja merupakan bagian dari kampanye salah satu partai di Indonesia yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai Presiden Indonesia 2024 mendatang.

Perlu diketahui bersama, bentuk-bentuk kampanye politik pemilihan Presiden sangatlah beragam. Dilansir dari kuncie.com, bentuk-bentuk kampanye politik terdiri dari debat publik atau terbuka antar calon Presiden, pemasangan alat peraga di tempat umum seperti spanduk atau baliho, penyebaran bahan kampanye melalui media cetak, elektronik, radio, atau televisi, rapat umum, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak melanggar undang-undang, seperti melakukan pelatihan dan sekolah untuk para masyarakat. Dengan demikian, maka kegiatan yang dilakukan partai PDIP pun sudah sesuai untuk disebut sebagai salah satu bentuk kampanye politik presiden. Hal tersebut, dapat kita lihat dan telaah melalui ilmu semiotik sebagai berikut.

Menurut salah satu pakar semiotik, yakni Charles Sanders Peirce, tanda merupakan salah satu unsur bahasa yang tersusun dari hubungan antara tanda itu, referen, dasar representasi, dan interpretan. Terdapat beberapa prinsip semiotika struktural menurutnya, yakni tanda sebagai unsur atau citra bahasanya, referen sebagai objek yang diacu oleh tanda, dasar representasi sebagai sifat hubungan terhadap referen, dan interpretan sebagai hubungan eksperiensial antara penafsir dan makna.

Jika kita menilik mengenai isi berita tersebut, tanda yang dimaksud oleh teori Peirce ini adalah kegiatan pendidikan kebangsaan dan digitalisasi. Kemudian, referen yang dimaksud adalah tujuan dari kegiatan tersebut, yakni untuk menolak kampanye identitas dan mengutamana agama Islam. Lalu, dasar representasi yang dimaksud adalah sifat hubungan terhadap referen yang berbanding lurus agar PDIP semakin banyak dikenal oleh umat Islam seluruh Indonesia. Tentu saja agar partai tersebut dapat terpilih sebagai partai presiden di tahun 2024 mendatang. Lalu yang terakhir, dari segi interpretan yang dimaksud adalah hubungan yang menafsirkan dengan makna. Sebenarnya hal tersebut dapat bisa dibaca tujuannya oleh masyarakat dengan interpretasi yang berbeda-beda. Tetapi yang jelas, kegiatan tersebut tidak ada salahnya selagi tetap menghasilkan manfaat positif untuk masyarakat.

Sebagai penutup, penulis izin memberi rekomendasi agar dapat diteliti lebih lanjut dengan teori semiotik lainnya, seperti teori Saussure, Barthes, Shalims, dan atau Levi-Strauss. Tak lupa, penulis juga memberikan saran agar analisa terhadap maksud dan berita ini juga dapat diteliti melalui pendekatan ilmu lainnya, seperti kritik wacana dan atau ilmu linguistik lainnya. Penulis juga terbuka terhadap saran dan kritik. Terima kasih.

Referensi:
Amana, Rizki. 2023. PDIP Tolak Kampanye Politik Identitas Bernilai Agama. https://www.tvonenews.com/berita/nasional/115242-pdip-tolak-kampanye-politik-identitas-bernilai-agama  

https://www.kuncie.com/posts/apa-itu-kampanye-politik-dan-jenisnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun