Mohon tunggu...
Aghniya Hanifatil Hakim
Aghniya Hanifatil Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi baca buku, nonton film, dan dengerin lagu. Suka banget sama drama Korea dan topik tentang psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pelecehan Seksual pada Perempuan

27 Juni 2023   18:42 Diperbarui: 27 Juni 2023   18:45 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Pinterest

Hampir setiap perempuan pasti pernah menjadi korban pelecehan seksual, atau mengenal seorang korban dari pelecehan seksual. Menurut Gelfand, Fitzgerald, dan Drasgow pelecehan seksual merupakan sebuah perilaku seksual yang tidak tidak diinginkan terhadap seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Kasus-kasus dari pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja, seperti kantor, sekolah, perguruan tinggi, transpotasi umum, dan lain-lain.

Kasus pelecehan seksual di Indonesia saat ini cukup marak, seperti kasus terbaru seorang kakek berusia 70 tahun di Tana Toraja yang mencabuli anak tetangganya. Menurut survei kasus pelecehan seksual di Indonesia mencapai 27.593 kasus pada tahun 2022.

Sayangnya, di Indonesia persoalan pelecehan seksual tidak dapat lepas dari mitos, antara lain; 1) pelecehan seksual terjadi karena ada seseorang "mengundang", 2) kebanyakan menganggap bahwa pelecehan seksual adalah hal yang sepele. Dari kedua mitos tersebut membuat kebanyakan dari korban enggan melaporkan, karena akan dipandang jelek oleh masyarakat.

Tak dapat dielakan bahwa memang sebagian masyarakat Indonesia masih menggangap bahwa kasus pelecehan seksual yang terjadi adalah salah dari korbannya sendiri. Mereka berkata "Pakaiannya yang terlalu terbuka", "Gaya hidupnya", hal tersebut membuat korban semakin sulit untuk menerima kenyataan bahwa dirinya merupakan korban dari pelecehan seksual. Dari hal tersebut kan timbul rasa malu, takut, menyalahkan dirinya sendiri (karena tidak menghentikan kejadian tersebut), penyangkalan (tidak percaya bahwa kejadian itu benar-benar terjadi).

Dampak dari pelecehan seksual, meliputi fisik dan psikologis. Dampak dari psikologis, korban akan merasa bahwa dirinya kotor dan merasa terhina, menutup diri dari lingkungan sosial, risih, terintimidasi, bahkan jika korban memiliki rasa trauma yang mendalam bisa muncul adanya keinginan mengakhiri hidupnya. Dari dampak psikologis tersebut juga mempengaruhi fisik dari korban, akibat stress berat korban merasakan nyeri otot, sakit kepala, turunnya berat badan, dan apabila jangka panjang juga bisa menyebabkan masalah jantung.

Kesimpulan pembahasan ini adalah pelecehan seksual di Indonesia masih sering terjadi, pada tahun 2022 kasus mencapai 27.593. Sebagian masyarakat Indonesia masih menganut pemikiran pelecehan seksual terjadi karena seseorang "mengundang", hal ini membuat korban merasa takut dan juga merasa bahwa dirinya kotor dan hina karena menjadi korban pelecehan seksual, hal tersebut juga menjadi salah satu faktor para korban pelecehan seksual menutup mulutnya rapat-rapat pada hal yang telah menimpanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun