Mohon tunggu...
Aghniaa A
Aghniaa A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

masih terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Kampus Mengajar Gunakan Metode "Down to Earth" untuk Pendampingan Pembelajaran Literasi dan Numerasi

23 Desember 2021   19:46 Diperbarui: 23 Desember 2021   19:54 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa yang tergabung dalam Program Kampus Mengajar Angkatan 2 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dari beberapa universitas di Indonesia yaitu Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), dan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). 

Mahasiswa yang tergabung dalam Program Kampus Mengajar ini memiliki tugas untuk membantu proses pembelajaran di sekolah yang terdampak 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) untuk mencegah terjadinya learning loss. Salah satunya adalah mahasiswa-mahasiswa ini membuat salah satu program kegiatan pendampingan literasi dan numerasi dengan metode pembelajaran "Down to Earth".

"Metode belajar ini terinspirasi dari Green School yang salah satu cabangnya ada di Bali", ucap Eva salah satu mahasiswa dari Universitas Ahmad Dahlan yang mengikuti Program Kampus Mengajar, Rabu (22/12/21).

Sasaran dalam program kegiatan ini adalah siswa-siswi SDN 3 Lebakwangi, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Para mahasiswa mengamati bahwa dalam proses pembelajaran, siswa-siswi cenderung hanya menerima materi dan mudah bosan atau jenuh yang menyebabkan siswa-siswi jarang meperhatikan pembelajaran. 

Oleh karena itu, mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam Program Kampus Mengajar ini membuat metode pembelajaran "Down to Earth". Metode pembelajaran "Down to Earth" adalah metode belajar yang berciri khas peduli dengan alam, mandiri, dan mengedepankan kearifan lokal tanpa "ketinggalan zaman", tegas Eva, Rabu (22/12/21).  

Siswa siswi lebih banyak belajar diluar kelas tanpa sekat yang langsung berbaur dengan alam. Siswa siswi dianjurkan untuk mampu beradaptasi, kerja tim, memecahkan masalah, dan tentunya wawasan lingkungan yang akan berguna di dunia yang sumber dayanya akan terus berkurang. Dalam hal ini siswa-siswi dikenalkan dengan alam Lebakwangi yang mana mayoritas masyarakat Lebakwangi adalah petani ketela pohon. 

Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 2 mengajak dan mengajarkan siswa siswi bagaimana caranya memperkembangbiakkan ketela pohon dengan stek batang dan mengolah ketela pohon mulai dari daunnya, batangnya, sampai akarnya. Program kegiatan ini dilakukan dengan tujuan suapaya siswa-siswi tidak jenuh, bosan, lebih semangat dalam belajar, lebih bisa berpikir kreatif dan inovatif, serta tetap peduli dengan alam.

Bapak Mulyono selaku Kepala Sekolah SDN 3 Lebakwangi berterimakasih dengan adanya Program Kampus Mengajar Angkatan 2 yang dapat membantu proses belajar mengajar di sekolah. "Harapannya dengan adanya program ini, dapat meningkatkan semangat belajar adik-adik SDN 3 Lebakwangi" tegasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun