Pada usia dini sejak bayi hingga 6 tahun merupakan masa-masa perkembangan anak, yang sudah seharusnya diatasi dengan pendidikan dan pengasuhan yang tepat akan menjadi kunci utama untuk perkembangan anak di masa depan. Â Sering terjadi jika anak-anak merasa bahwa kebutuhan dan keinginan mereka tidak dimengerti oleh orang tua maka dapat timbul rasa kecewa.
Rasa kecewa saat tidak mendapatkan yang dikehendaki menimbulkan emosi, marah, sedih dan sebagaiknya namun hal tersebut wajar dan dikatakan normal. Namun seringkali bahwa jika orang tua memberikan pengalihan dengan cara mereka masing-masing hal ini sebenarnya membuat anak tidak dapat menyalurkan emosi mereka, akibatnya luapan emosi yang sudah ditumpuk menjadi tak terkendali dan saat meledak emosi tersebut dikatakan dengan temper tantrum.Â
Temper tantrum disini adalah sebuah luapan emosi yang terjadi ketika anak balita merasa lepas kendali. Tantrum adalah demonstrasi praktis dari apa yang dirasakan anak pada dirinya. Tantrum yang tidak diayasi dapat membahayakan fisik anak, selain itu anak dapat kehilangan kontrol.
Maka dari itu tujuan Mahasiswa PMM Kelompok 24, memberikan sosialisasi yang dimana membahas mengenai tantrum anak yang bisa saja terjadi kapan saja. Dengan itu kami memberikan saran menggunakan pola asuh yang membuat orang tua agar memberikan kebebasan terhadap kebebasan kepada anaknya, lalu orang tua bersikap damai. Dengan orang tua memberikan kebebasan terhadap anak sehingga anak akan menggunakan amarahnya untuk mendapatkan keinginannya.
Pola asuh ini dapat diyakini dapat mengurangi intensitas temper tantrum, memberikan arah agar anak mandiri tetapi masih memberikan batas dan tetap pada pengendalian dari tindakan yang akan dilakukan anak. Setelah tantrum yang dialami anak sudah cukup membaik. Orang tua dapat bermusyawarah terhadap keputusan yang terjadi dan memberikan kasih sayang serta kehangatan.
"Menurut saya dalam memberikan sosialisasi mengenai tantrum pada para orang tua RA Perwanida Sukosewu 02 keputusan yang tepat, mengingat sudah sering terjadinya melihat kejadian anak balita di tempat umum menangis kencang dan menarik perhatian saya untuk menjadikan topik ini butuh dibahas" ujar Aghnia selaku Koor kelompok 24.
Lalu adanya hubungan pola asuh , diharapkan orang tua menerapkan pola asuh demokratis maka tantrum pada anak akan jarang terjadi.