Berbagai gangguan psikologis yang dialami oleh korban bullying dalam drama Korea "pyramid game"
Drama korea adaptasi webtoon yang berjudul "pyramid game" sukses membuat para penonton kagum akan acting para actor, alur cerita yang mengkombinasikan misteri, komedi, dan persahabatan juga kerap menjadi sorotan dari serial tersebut. Actor jang daah yang menjadi actor pendatang paling ramai di gemari oleh skill actingnya bak seorang professional, diketahui jang daah pemeran baek harin adalah kakak dari idol gen 4 yaitu jang wonyoung dari grup IVE.
Â
      Mengulik alur dan pesan tersirat dari cerita serial tersebut, ramai anak sekolah yang mencoba permainan pengundang ketidaksetaraan moral tersebut. Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan berbagai pihak termasuk orangtua, guru, pihak sekolah, maupun anak sekolah yang mungkin akan menjadi peserta dalam game tersebut. Disini, saya syifa sebagai mahasiswi psikologi akan menyampaikan dan menjelaskan terkait dampak, ciri-ciri, dan cara penghindaran dari kerugian game "pyramid game" agar semua orang bisa lebih aware dan menjaga diri sendiri dari pengaruh buruk media atau serial film ini.
      Dalam cerita ini, myong jaeun kerap menjadi sasaran bullying oleh teman kelasnya dikarenakan ia tidak mengikuti aturan pyramid game, dan spontan menjadi "Tingkat F". tentunya jaeun sangat menderita dan memperlihatkan dampak bullying yang dilakukan oleh temannya.
dampak yang diperlihatkan antara lain :
- Gangguan kecemasan, jaeun, sooji, dan para korban bullying lainya tentunya menunjukan bahwa mereka mengalami gangguan kecemasan. Mereka merasakan Perasaan yang terus-menerus terancam atau tidak aman dapat memicu respons stres yang berlebihan dalam sistem saraf, yang berkaitan dengan gangguan kecemasan. Maka sudah dipastikan mereka mengalami stress ketika berada di masa menjadi korban bullying.
- Depresi, para korban bullying di serial drama pyramid game tentunya menunjukan bahwa mereka depresi ketika menjadi sasaran bullying di sekolah. Seperti korban bullying yang bernama "cho woori", woori mengalami depresi berat karena menjadi sasaran bullying di sekolahnya oleh baek harin dan kawannya. Woori akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah atau drop out lantaran tak kuasa menahan derita menjadi korban bullying.
- Stress pasca trauma (PTSD), gejalan atau dampak gangguan psikologis ini juga muncul di episode 4 yang dialami oleh sung sooji. Sooji bermimpi bahwa ia akan turun ke tingkat F dan akan menjadi sasaran bullying lagi oleh teman kelasnya.
- Gangguan makan, sudah dipastikan orang yang mengalami depresi tentunya akan berdampak pada nafsu makan atau pola makannya, entah itu menjadi lebih sedikit atau malah bertambah, hal ini disebabkan oleh stress psikososial terhadap bullying.
- Gangguan stress kronis, anda pasti sudah bisa menebak siapa yang mengalami gangguan ini? Yupp, gangguan ini ditunjukan oleh cho woori dan myong jaeun. Tetapi menurut saya gangguan ini lebih ditunjukan oleh cho woori di beberapa penayangan episode.
- Gangguan pengendalian emosi, seringkali korban bullying tidak bisa mengendalikan emosi dan pikiran mereka karena tentunya tertekan oleh keadaan. Hal ini ditunjukan oleh pyo jiae yang senantiasa kehilangan kontrol emosi maupun perilakunya. Pyo jiae seringkali menunjukan menjadi orang yang labil, cemas, dendam, maupun kehilangan arah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dampak tersebut sangatlah berpengaruh jika benar benar terjadi pada siswa sekolah. Jika dampak tersebut tidak ditanggulangi dengan baik maka tentunya akan berpengaruh hingga berada di tahap dewasa.
Berikut adalah cara menyikapi anak yang menjadi korban bullying:
- Memberikan dukungan sosial, para korban bullying sangat membutuhkan dukungan sosial terutama dari keluarga atau lingkungan terdekat. Tetaplah menjadi pendengar jika mereka ingin berkeluh kesah dari kehidupan mereka yang tidak mereka inginkan.
- Intervensi sekolah, kegiatan ini tentunya wajib dilaksankan oleh pihak sekolah untuk menghindari dan menanggulangi aksi bullying di lingkungan sekolah.sekolah dapat memberikan pelatihan kepada siswa bagaimana mengidentifikasi dan mencegah perilaku bullying di lingkungan mereka.
- Konseling dan terapi, korban bullying mungkin membutuhkan konseling dan terapi dari psikolog untuk membantu mereka mengatasi dampak kesehatan mental yang mereka alami dan membantu mereka mengembangkan strategi untuk mengelola stress, meningkatkan harga diri, dan mengatasi trauma bullying.
- Pencegahan primer, yang dimaksud oleh pencegahan primer disini ialah berfokus menciptakan lingkunga sekolah yang aman, inklusif, dan membantu menceah bullying. Mungkin dapat mencakup promosi toleransi, pengembangan keterampilan sosial, dan penguatan keterampilan resolusi konflik.
- Pendekatan individual, setiap individu mungkin memberi respon berbeda terhadap pengalaman bullying. Penting bagi kita sebagai orang terdekat atau pun seseorang yang sadar untuk menolong korban bullying tersebut, seperti mendengarkan, memahami, dan bekerja sama untuk membantu mereka.
Mungkin cara diatas sudah cukup untuk untuk beberapa pertolongan simpati pertama sebelum anda menyerahkannya kepada staff ahli atau psikolog.