Mohon tunggu...
Aghitsna Afdilatalail
Aghitsna Afdilatalail Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

.

Selanjutnya

Tutup

Financial

QRIS Cross-Border: Melintas Batas, Membangun Masa Depan ASEAN

5 November 2023   16:40 Diperbarui: 5 November 2023   16:45 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Akan terjadi peningkatan daya saing produk dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan bagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). QRIS Cross-Border juga membantu dalam perluasan pasar oleh masyarakat dengan meningkatkan kualitas produk mereka tanpa adanya hambatan pembayaran.


Tiga tahun setelah peluncurannya, QRIS telah terinterkoneksi dengan DuitNow QR Malaysia, Singapore Quick Response (SGQR) Singapura, Thai QR Thailand, dan QR Ph Filipina. Melalui interkoneksi ini, wisatawan Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina yang melancong ke Indonesia dapat belanja dengan menggunakan QRIS Cross-Border, begitu juga sebaliknya.


Pembayaran digital lintas batas bukan hanya tentang perdagangan. Melainkan juga tentang menggambarkan budaya dan menciptakan hubungan lebih mendalam antara negara-negara ASEAN. Ketika seorang turis asal Singapura dapat dengan mudah membeli jajanan pinggir jalan di Indonesia melalui QRIS Cross-Border. Ini bukan hanya transaksi bisnis, tetapi pertukaran budaya. Membantu kita memahami dan menghargai satu sama lain lebih baik.


Upaya Pembangunan Berkelanjutan di ASEAN


Salah satu manfaat lain dari QRIS Cross-Border adalah aspek keberlanjutan atau sustainability, yang terwujud dalam upaya untuk mengurangi emisi karbon. Sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam kawasan ASEAN yang diungkapkan pada KTT ASEAN ke-42 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, QRIS membantu ASEAN merencanakan strategi pengurangan emisi karbon.


Dalam ekonomi tradisional, transaksi tunai konvensional seringkali memerlukan sumber daya yang besar, termasuk bahan bakar untuk transportasi fisik uang kertas dan koin. Sedangkan QRIS Cross-Border memungkinkan transaksi yang lebih efisien, dengan penggunaan sumber daya yang lebih sedikit.


Sebagai contoh, dalam transaksi konvensional, uang fisik perlu dicetak, didistribusikan, dan diangkut dari kota ke kota. Proses ini membutuhkan banyak sumber daya alam dan energi, serta menghasilkan emisi CO2 yang signifikan. Dengan QRIS Cross-Border, sebagian besar transaksi dilakukan secara digital, menghindari penggunaan uang fisik, dan dengan demikian, mengurangi dampak lingkungan.


Revolusi teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berbisnis. Melupakan kebiasaan membawa dompet fisik, pembayaran digital memungkinkan kita melakukan transaksi keuangan dengan cepat, aman, dan efisien.


Inklusi keuangan adalah komponen kunci dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan. Di berbagai negara di ASEAN, masih ada jutaan orang yang tidak memiliki akses ke layanan keuangan mendasar. QRIS Cross-Border membawa peluang besar untuk meningkatkan inklusi keuangan di kawasan ini.


Dengan QRIS Cross-Border, masyarakat yang sebelumnya sulit dijangkau oleh layanan keuangan tradisional dapat dengan mudah mengakses pembayaran digital. Mereka dapat menggunakan ponsel untuk melakukan transaksi, pembayaran, transfer, dan bahkan menabung. Ini adalah langkah penting dalam menghilangkan kesenjangan keuangan dan membantu masyarakat yang kurang beruntung untuk memiliki akses ke layanan keuangan yang lebih baik.


Di sisi lain, setiap upaya pengurangan emisi karbon memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sesuai dengan skenario pengurangan emisi karbon yang diungkapkan pada KTT ASEAN ke-42, terdapat manfaat ekonomi yang signifikan, dengan potensi pertumbuhan GDP sebesar 3,5 persen per tahun selama 50 tahun ke depan, serta menciptakan 30 juta lapangan kerja di seluruh kawasan ASEAN pada tahun 2030.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun