Aktivitas mendaki gunung belakangan ini sedang banyak disukai oleh masyarakat dari berbagai kalangan, dari anak muda sampai orang tua, dari pendaki professional sampai pendaki yang baru memulai kiprahnya di dunia pendakian. Niat dan tujuannya pun beragam, ada yang sekedar hobi, olahraga, sampai yang menjadikan pendakian gunung sebagai "healing" menenangkan dirinya dari segala kesumpekan.
Semakin banyak orang yang mendaki gunung, semakin banyak pula barang-barang dan makanan yang berpotensi menjadi sampah yang dibawa keatas gunung, kecuali mereka yang mendaki gunung dengan niatan cari pesugihan kemudian melakukan puasa, hehe itu beda lagi ya.
Jika tidak ada kesadaran dari para pendaki untuk membawa turun kembali sampah bawaannya, serta tidak adanya peraturan tentang sampah dari pihak basecamp, wah ya bisa-bisa gunungnya bisa berubah menjadi gunung sampah.
Salah satu gunung dengan peraturan paling ketat yang pernah saya daki adalah Gunung Kembang via blembem.
Profil Gunung Kembang
 Salah satu dari banyak gunung di Jawa yang memiliki jalur pendakian resmi adalah gunung kembang. Gunung yang dijuluki kecil-kecil cabe rawit karena track terjalnya ini menurut saya memiliki keindahan yang super duper indah. Semua rasa capek, pegal-pegal bisa terbayar lunas bahkan "susok" saat kita sudah mencapai puncaknya, kalau nggak ada kabut ya, ee tapi kalau ada kabut pun kalian bisa nunggu kebuka kabutnya, karena di gunung ini puncaknya bisa buat mendirikan tenda.
Gunung sindoro dan gunung sumbing terasa sangat dekat dari puncak gunung kembang, ya memang secara lokasi gunungnya berdekatan sih, hehe. Saking deketnya gunung kembang dengan gunung sindoro, banyak yang menyebut gunung kembang sebagai anak gunung sindoro, menurutmu bidannya siapa? Bisa jadi bahan overthinking nanti malam nih.
Gunung yang berdomisili di Dukuh Blembem Kaliurip, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo ini, dinamai "kembang" karena tinggi gunung ini yang semakin berkembang, apa si kembang ini minum pil peninggi badan yang banyak di iklankan di Instagram itu? Bukan, gunung kembang bisa bertambah tinggi karena letak gunung kembang yang bersebelahan dekat dengan gunung sindoro yang notabene masih aktif. Aktivitas magma gunung sindoro diyakini mengalir ke gunung kembang, sehingga menyebabkan tinggi gunung kembang mengalami perkembangan.
Pendapat lain mengatakan, gunung ini dinamai gunung kembang karena banyak spesies bunga yang hidup disini. Dalam sebuah ensiklopedia penelitian yang dilakukan tim IPB (Institut Pertanian Bogor), mengatakan bahwa hampir seluruh spesies bunga hidup subur di hutan gunung kembang. Sudah sepatutnya kita yang mau mendaki kesana ikut menjaga keasrian dan gunung kembang, dengan tidak sembarangan memetik bunga-bunga disana.
Belajar Kedisiplinan pada Gunung Kembang
Demi terjaganya keasrian hutan dan gunung, pendaki dan pihak basecamp semestinya memiliki kesadaran untuk bekerja sama menjaganya. Karena bagaimanapun juga hutan dan gunung itu tempat bermukimnya hewan-hewan dan tumbuhan dengan segala dinamika kehidupannya, jangan sampai keegoisan kita merusak itu semua.