Mohon tunggu...
Aghistna Muhammad
Aghistna Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jamaah jum'at yang berbahagia

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Membuat Kode Rahasia. Memverifikasi Kata-kata Manis Penculik Anak

9 Februari 2023   14:15 Diperbarui: 9 Februari 2023   14:20 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran anak menjadi pelengkap keluarga yang diidamkan setiap pasangan. Anak adalah amanah yang dititipkan Tuhan pada orang tua. Karena kehadirannya adalah amanah, orang tua memiliki kewajiban menjaga dan mendidik anak secara fisik maupun psikis, karena orang tua adalah guru pertama bagi anaknya masing-masing. Setelah masuk sekolah, orang tua bisa menjadi partner kerja bagi guru ketika anak sudah dirumah.

Fase anak-anak dinilai belum bisa sepenuhnya menjaga dirinya sendiri dari segala bahaya yang hendak menimpanya, ia masih butuh penjagaan dari orang tua. Dalam menjaga dan mendidik anaknya, orang tua pasti memiliki keresahan tersendiri. Resah akan keselamatan anak menjadi salah satu hal yang pasti dimiliki oleh para orang tua, saking takutnya jika terjadi apa-apa pada anaknya sampai ada orang tua yang dinilai over protective dalam menjaga anak, terlepas dari benar atau salahnya, perilaku over protective tersebut dilakukan orang tua pastinya didasari dengan rasa kasih sayang pada anaknya.

Kasus Penculikan Anak

Kasus Penculikan anak yang saat ini sedang marak menjadi salah satu kasus yang mengancam keselamatan anak-anak. Para orang tua dibuat resah dengan maraknya kasus ini, sebab kasus penculikan yang belakangan ini terjadi seperti tidak hanya mengarah pada anak-anak tertentu saja. Jika kita sering melihat di film-film kasus penculikan anak mengarah pada anak-anak dari orang kaya atau terpandang menjadi korban untuk kemudian dimintai tebusan, dimentahkan dengan banyaknya motif yang dilakukan pelaku penculikan yang belakangan terjadi. 

Salah satu kasus yang membuktikan jika penculikan sekarang tidak mengarah pada anak-anak tertentu adalah penculikan yang terjadi pada Malika, seorang anak penjaga warung yang menjadi korban penculikan seorang pemulung yang dikenal oleh ayah Malika, korban ditemukan setelah 26 hari menghilang. 

Setelah tertangkap pelaku mengaku kepada polisi tidak ada niatan menculik korban, ia hanya membawa Malika karena teringat anaknya. Tetapi yang mengerikan adalah pelaku ternyata pernah dipenjara karena kasus pencabulan anak.

Kasus penculikan anak juga menjadi keresahan bagi pihak dan lingkungan sekolah, karena Sebagian kasus percobaan penculikan terjadi di dekat lingkungan sekolah dasar ketika anak-anak baru keluar sekolah atau sedang menunggu jemputan. Seperti yang terjadi beberapa hari lalu di depan salah satu sekolah yang ada di Kota Pekalongan, seorang siswa sekolah dasar yang baru saja keluar dari sekolah sempat diseret hendak dinaikkan ke sepeda motor pelaku, untungnya korban bisa melakukan perlawanan dengan menendang bagian perut pelaku dan berhasil meloloskan diri.

Tips Mencegah Penculikan Anak

Melihat beberapa kasus percobaan penculikan sering terjadi di lingkungan sekolah, membuat para orang tua semakin resah jika membiarkan anaknya pulang sendirian tanpa pengawasan atau menunggu penjemputan terlalu lama.

Ada Sebagian orang tua yang memiliki kesibukan sehingga tidak bisa menjemput anak, alhasil biasa ditemukan anak-anak yang dijemput oleh anggota keluarga lain, tetangga, atau ojek online. Para pelaku penculikan kebanyakan memanfaatkan celah ini untuk melancarkan aksinya.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, orang tua perlu menerapkan beberapa tips pencegahan penculikan. Para orang tua bisa mengedukasi anak agar tidak mudah percaya pada orang asing dan berani teriak minta tolong ketika ada orang asing yang coba mengganggu atau membekali anak dengan dasar-dasar ilmu bela diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun