Mohon tunggu...
Ageng Rikhmawan
Ageng Rikhmawan Mohon Tunggu... lainnya -

"Karena Teknologi yang berfilosofi dan berseni adalah Tempe Indonesia."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[ FSC ] Trilogi Surat Cinta : Aku, Kamu dan Lampu ( bagian dua : kamu )

14 Agustus 2011   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:48 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibawah dua lampu. Dindya bersiap untuk menulis. Berkecamuk dalam pikirannya tentang sesuatu besar itu. Hatinya lalu mengikuti pikirannya. Untuk seseorang yang pernah ia cinta. Tentang komitmen yang ia teguhkan. Dan tentang kesalahan yang belum ia tahu sendiri. Lalu ia menulis surat cinta berbentuk puisi untuk lampu kecil didepannya. Lampu Danbolight. Yang dia dapatkan dari Priyo, saat diindonesia.

Bagi yang mempunyai " Bandwith berlebih " saya rekomendasikan melihat video saya dahulu. :-)

Untuk Danbo Light

( Lampu Hangat Indonesia )

Menjurus kedalam cita Jarak tak jadi antara Dingin disini berbeda Danbolight Tak seperti Indonesia

Membuat curiga dalam hati Menjadi mengapa dalam kalbu Lalu aku mengamati sesuatu Sesuatu itu kemudian membunuhku

Aku tanpa Tuhan sekarang Hanya hingga aku gundah Kutulis untukmu Danbolight

Terimakasih Kau menerimaku dalam diammu Tanpa tanya Tanpa daya Aku kembali terpedaya

Aku tak kabari Jawa Aku belum siap mendunia

Danbolight… Email terakhir darinya Telah kuhabis baca Impas sudah getir ini

Dia bersama seseorang Terbaik yang tak aku duga

Danbo-danbolight Sepi serasa bercahaya Lekang kewaspadaan Untuk penantian Rembulan tak pudar

Banyak bait usaha kutulis Liukan bahasa sederhana Dari sedikitnya waktu Nostalgia hampa

Aku tak ingin membahas Tentangnya sekarang Jika aku Ratu tega Tetaplah disampingku Menatapmu Danbolight Itu saja pintu dahaga Dibelahan dunia tanpa mata

Aku tak akan menyalahkan Chernobyl Aku tak menyalahkan idealisme Aku tak ingin menyalahkan Tuhan Aku tak ingin menyalahkan rasa bersalah

Hingga kesendirian ini bertahan Akan kukenang sebagai Niat semangat untuk hidup

Wanitya Dindya. Kiev, 11 Oktober

Setelah lama ia bisa mengendalikan diri. Ia menyeka airmatanya sendiri. Kertas itu kemudian ia selipkan bersama puisi-puisi lain dibawah lampu danbo. Dibawah cahaya kehangatan kecil dari kampungnya.

Penulis: Ageng Rikhmawan. No peserta : 146

NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi .dengan judul postingan : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana.

Silahkan mampir dipostingan saya yang lain :

[ FSC ] Trilogi Surat Cinta : Aku, Kamu dan Lampu ( bagian pertama : aku )

[ FSC ] Trilogi Surat Cinta : Aku, Kamu dan Lampu ( bagian tiga : lampu )

[caption id="attachment_128930" align="aligncenter" width="518" caption="gambar dari : http://secretofkanita.blogspot.com/2011/05/seri-danbooooooo-aku-danbo-lovers3.htm"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun