Mohon tunggu...
Ageng Rikhmawan
Ageng Rikhmawan Mohon Tunggu... lainnya -

"Karena Teknologi yang berfilosofi dan berseni adalah Tempe Indonesia."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tong Dipersimpangan

23 Juli 2011   18:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:26 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13114450271164442463

" Wahai tong hitam, kenapa kau terlalu banyak bertanya. lakukan saja tugas, itu toh sudah menjadi tugasmu, bagaimana kalau kau tidak melindasku, tak akan ada kehidupan yang lebih baik diatas sana. Janganlah kau bertanya terlalu dalam, hingga kau lupa pada tugas-tugasmu. ", jawab gadis itu.

Lalu gadis itu memanjat tong hitam dan duduk diatas. Tangannya menunjuk sisa langit malam.

" Lihat ada bintang jatuh, kita hanya dapat menikmatinya, tanpa terlalu bertanya mendalam tentang dimana bintang itu akan mendarat ".

=============================================================

Ia tersentak sadar berada dalam lingkaran. Kesadaran itu memuncak karena di atasnya terdapat tumpukan sampah. Ia lalu membuka mata. Apakah ini jawaban dari semua pertanyaan?. Tak hendak menunggu lamunannya kembali. Ia bersiap untuk bangun.

Tong hitam itu tergeletak sekuatnya disisi jalan. Kini setelah semua jalan telah tercapai. Tong hitam itu masih berdiri kokoh menerima perannya sebagai tong sampah. Tanpa terlalu banyak bertanya tentang apa jasanya dahulu pada persimpangan ini.

Seorang anak kecil melempar-lempar batu ke tong hitam hingga terdengar suara yang memekikkan telinga. Lalu orang itu berdiri, memahami kesadaran penuhnya. Tersenyum dengan ketulusan, dan melangkah berjalan. Dimana sampah-sampah itu masih menempel dan bau yang tak tertandingi seperti selokan pada tubuhnya. " Mamah ada orang Gila... ", tunjuk anak kecil itu yang bersembunyi dibelakang ibunya.

*> Mohon koreksi dan kripik pedas untuk tulisan ini.

Kudus, 23 Juli 2011.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun