Mohon tunggu...
Ageng Jati
Ageng Jati Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemiskinan dan Ketergantungan Narkoba: Mengurai Hubungan dan Mencari Solusi

11 November 2024   22:01 Diperbarui: 12 November 2024   00:38 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan narkoba adalah masalah global yang rumit, melibatkan banyak faktor yang saling terpengaruh, termasuk kemiskinan. Di Indonesia, penyalahgunaan narkoba tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat kota atau perekonomian mencukupi, tetapi juga meluas hingga ke wilayah-wilayah dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kemiskinan sering kali menjadi faktor pendorong, mengingat keterbatasan akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan yang sehat dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap penggunaan narkoba.

Bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, tekanan ekonomi dan sosial yang berat sering kali menciptakan rasa frustrasi, putus asa, dan stres yang berkepanjangan. Dalam kondisi ini, sebagian orang mencari pelarian dalam bentuk penggunaan zat-zat terlarang yang dianggap dapat memberikan ketenangan sementara. Mereka seringkali abai terhadap dampak buruk narkoba, kesehatan dan kehidupan jangka panjang, karena mereka hanya ingin berfokus pada melepas rasa stres yang mereka rasakan.

Selain itu, keterbatasan akses terhadap pendidikan yang berkualitas membuat banyak orang kurang memahami bahaya narkoba. Di lingkungan dengan tingkat pendidikan rendah, kesadaran tentang risiko narkoba dan konsekuensi hukum dari penggunaan narkoba sering kali diabaikan. Kondisi ini membuat individu yang tinggal di wilayah-wilayah miskin lebih mudah terjerumus oleh godaan untuk mencoba narkoba, baik karena pengaruh teman, tekanan lingkungan, maupun kurangnya pemahaman tentang dampak dan bahaya yang ditimbulkan.

Lingkungan yang kurang mendukung dan terbatasnya pilihan pekerjaan yang layak juga menjadi faktor pendorong. Di kawasan miskin, lapangan pekerjaan yang ada sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar. Akibatnya, beberapa individu terpaksa memilih cara-cara ilegal, termasuk menjual atau menggunakan narkoba, demi mendapatkan penghasilan atau sekadar melupakan kesulitan sehari-hari. Peredaran narkoba di kalangan masyarakat miskin ini menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus, karena ketergantungan narkoba justru memperburuk situasi ekonomi dan sosial mereka.

Untuk memutus keterkaitan antara kemiskinan dan ketergantungan narkoba, perlu ada solusi mendetail yang melibatkan berbagai aspek. Salah satunya adalah menyediakan akses pendidikan yang merata, khususnya mengenai bahaya narkoba dan pentingnya menjaga kesehatan mental. Pendidikan yang baik akan membantu masyarakat lebih memahami risiko narkoba serta mendorong mereka dalam mengatasi dan mengelola stres serta tekanan hidup.

Selain itu, pemerintah perlu memperluas lapangan pekerjaan yang layak dan memberikan dukungan ekonomi yang lebih baik untuk masyarakat. Dengan memberikan akses pekerjaan yang layak dan pendapatan yang memadai, diharapkan mereka memiliki pilihan yang lebih positif dalam meningkatkan taraf hidup tanpa harus terjerumus dalam dunia narkoba. Kebijakan-kebijakan seperti bantuan usaha mikro atau pelatihan keterampilan bisa menjadi langkah konkret untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan sekaligus menjauhkan mereka dari ketergantungan narkoba.

Agar masyarakat miskin bisa lepas dari kemiskinan dan tidak lagi menggunakan narkoba, kita perlu bekerja sama. Caranya adalah dengan memberikan pendidikan yang baik, menciptakan lapangan kerja, dan membantu mereka secara sosial. Pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat harus bahu-membahu untuk mengatasi masalah ini. Jika kita semua bekerja sama, kita bisa memberikan harapan baru bagi mereka yang hidup sus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun