SMA Seminari, apakah itu? Inikah yang disebut sebagai sekolah calon imam? Ya, jawaban tersebut memang benar. SMA Seminari adalah sekolah bagi para calon imam, yang dengan gigih dan gembira mencintai Yesus Kristus, haus akan pengetahuan, dan berhasrat besar untuk melayani.
Pertama-tama, saya akan menjelaskan apa itu seminari. Seminari adalah sekolah atau lembaga pendidikan untuk para calon imam atau pastor agama Katolik. Seminari berasal dari kata seminarium, yang berarti "tempat penyemaian benih", maksudnya benih iman seseorang akan disemaikan dengan melakukan pendidikan di seminari. Kami, yang menempuh pendidikan di seminari disebut seminaris.
Di Jawa Tengah, tepatnya Magelang, terdapat sebuah seminari menengah, yaitu seminari yang setara tingkat SMA, namanya "Seminari Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan". Seminari ini memiliki 3 aspek, yaitu sanctitas, yang berarti kekudusan;Â sanitas, yang berarti kesehatan; lalu scientia, yang berarti ilmu pengetahuan.
Sanctitas, atau kekudusan, adalah hal utama yang diajarkan dan harus dimiliki oleh para seminaris. Para seminaris setiap harinya ada misa pagi, doa harian, Bacaan Rohani, Refleksi, dan lain sebagainya. Dengan adanya hal-hal tersebut, diharapkan para seminaris dapat memperdalam imannya akan Allah dan semakin mencintai Gereja-Nya.
Sanitas, atau kesehatan, merupakan hal yang tidak kalah penting adanya di seminari. Para seminaris dibekali dengan adanya fasilitas dan jam-jam olahraga yang teratur, sehingga, para seminaris dapat hidup dengan sehat. Tidak hanya pada bidang olahraga, tetapi gizi, hidrasi, obat, dan lain sebagainya sudah terjamin aman dan tentunya menyehatkan.
Scientia, atau ilmu pengetahuan, juga adalah hal yang utama di seminari menengah ini. Meskipun seminari menengah setaraf dengan Sekolah Menengah Atas, namun pelajaran di seminari tidak hanya sebatas kurikulum merdeka saja, namun juga ada kurikulum khas seminari, yaitu Liturgi; kitab suci; dan lain sebagainya.
Itulah seminari, tempat penyemaian benih panggilan. Bagi kami, seminari adalah rumah kedua, rumah formasi kami. Mungkin, memang terasa berat, namun bagi mereka yang bertekun dan percaya pada penyelenggaraan-Nya, pasti akan berbuah, apapun buahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H