Oh hai berliana!Â
Yang dipuja layaknya pencipta.
Yang mendapat perhatian lebih dari cinta.
Yang menghancurkan layaknya siwa.
Yang membahagiakan layaknya di surga.
Oh hai berliana!
Untuk siapa engkau dicipta?
Oh tentu untuk kebijaksanaan dunia.
Ternyata tak sedangkal itu!
Karena rendah sekali bila menafsir sebuah tuju.
Indahnya mimbar tempat kau diletakan.
memilikinya artinya mendapat pengakuan.
Berdarah-darah makhluk fana mengejar mu.
Seolah dunianya akan lebur jika tanpamu.
Bentangan usaha tak cukup mengejar mu.
Karena semesta tak berhenti untuk seorang insan.
Apakah yang harus ku jual untuk menggapai dirimu?
Segenap cinta yang selama ini memberi ampunan?
 Â
Oh hai berliana, pelita nirwana!
Nilaimu tidak mutlak, tapi cahayamu menyilaukan mata.
Mengutuk insan fana untuk selalu buta.
Buta matanya! hingga rusak hatinya.
hampir saja hilang sukmanya!
Â
Oh berliana dalam pandora!
Menyentuh mimbar mu artinya siap hujatan.
Membuka kotak mu artinya siap akan kutukan.
Melihat cahayamu artinya siap akan kebutaan.
TapiÂ
memilikimu artinya dalam kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H