Pendahuluan
Pembelajaran IPA di SD diharapkan memberikan pengalaman belajar yang dapat mengembangkan potensi peserta didik. Namun, dalam pelaksanaannya guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat perhatian siswa rendah. Maka, pemilihan model pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa menjadi satu keniscayaan. Diharapkan laporan best practice ini dapat memberikan wawasan pemikiran bagi guru yang mengalami permasalahan serupa.
Sebagai tenaga pendidik yang saat ini melaksanakan kegiatan PPG, penulis berharap laporan ini dapat menjadi motivasi diri serta menjadi referensi bagi rekan guru lainnya. Selain itu, diharapkan model pembelajaran dan perangkat penunjang yang digunakan menjadi lebih variatif dan inovatif.
Menyikapi permasalahan dalam pembelajaran IPA di kelas, saya berusaha untuk mengidentifikasi permasalahan, mencari alternatif solusi dari berbagai sumber, wawancara dan diskusi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat serta pengawas sekolah.
Ada beberapa tantangan, seperti sarana dan prasarana yang kurang memadai, kebiasaan belajar peserta didik dengan model pembelajaran konvensional, serta motivasi belajar yang rendah. Untuk mengatasainya, penulis menggandeng rekan sejawat sebagai kolaborator saat pelaksanaan rencana aksi. Selain itu, penulis meminta kepala sekolah sebagai penanggungjawab dan penasehat kegiatan. Peserta didik menjadi bagian tidak terpisahkan dalam pelaksanaan rencana aksi tersebut.
Pembahasan
Sebelum merencanakan aksi, penulis melakukan kajian literatur yang berkaitan dengan model pembelajaran. Informasi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan keterangan rekan sejawat, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Setelah informasi diperoleh, penulis merumuskan solusi yang paling tepat untuk mengatasi tantangan yang ada.
Solusi tersebut kemudian dikoordinasikan dengan kepala sekolah dan rekan kolaborator. Kemudian penulis memutuskan memilih model Problem Based Learning (PBL) sebagai solusi untuk meningkatkan perhatian siswa.
Penggunaan model PBL dilaksanakan dengan sintaks sesuai kajian teoritis, yakni: orientasi pada masalah, mengorganisasikan peserta didik, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Sintaks disandingkan dengan indikator perhatian siswa yakni: mendengarkan, memandang, mengamati, membaca, menulis/mencatat, bertanya, latihan/praktik, berpikir, mengingat, dan membuat kesimpulan.
Dalam pelaksanaannya, ada berbagai pihak yang terlibat, yakni penulis selaku guru pelaksana kegiatan, rekan sejawat sebagai kolaborator, dan peserta didik kelas VI.
Kesimpulan