Lingkungan sosial masyarakat antara satu dengan yang lain dalam bahasa pasti berbeda. Adanya kelompok-kelompok sosial yang menyebabkan suatu bahasa yang digunakan sangat beragam. Keragaman bahasa timbul sebagai kebutuhan penutur yang memilih bahasa yang dipakai agar sesuai dengan situasi konteks sosialnya. Oleh karena itu, ragam bahasa timbul bukan karena kaidah kebahasaan, namun disebabkan oleh kaidah-kaidah sosial yang beraneka ragam. Menurut Sumarsono (2014:72-76) menyatakan bahwa hubungan antara bahasa dan etnik merupakan hubungan yang sederhana yang bersifat kebiasaan yang ditanda dengan sosial antar kelompok, dengan bahasa sebagai ciri pengenal utama.
Suatu masyarakat yang beraneka bahasa atau masyarakat multilingual mempunyai beberapa bahasa yang dipakai. Hal tersebut terjadi karena beberapa etnik yang membentuk masyarakat, sehingga dari segi etnik bisa dikatakan sebagai masyarakat yang majemuk. Penggunaan Kebahasaan yang Baik dan Benar Bahasa adalah suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.Â
Dalam bahasa ini ada variasi bahasa atau ragam bahasa yang digunakan untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Ragam bahasa adalah fenomena yang umum terjadi pada kondisi masyarakat tutur yang heterogen seperti di pasar, pelabuhan, ojek wisata, terminal dan sebagainya. Begitu juga dengan bahasa yang digunakan di Pasar MMTC Medan, memungkinkan terjadinya variasi bahasa pada saat interaksi jual beli di pasar tersebut.Â
Variasi atau ragam bahasa dibedakan menjadi lima segi, antara lain: 1. Variasi bahasa dari segi penuturnya. Dari segi penutur biasa disebut dengan idiolek yakni setiap orang mempunyai variasi bahasanya masing-masing. 2. Variasi idiolek berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Namun dalam interaksi yang paling dominan adalah warna suara, karena hanya dengan mendengar suara kita bisa mengenal tanpa melihat orangnya. 3. Variasi dialek, yakni variasi bahasa yang jumlah kelompok penuturnya relatif, berada dalam satu tempat, wilayah, atau area tertentu.
4. Variasi kronolek atau dialek temporal, yaitu variasi yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. 5. Variasi sosiolek atau dialek sosial, yakni variasi yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial. Variasi ini biasanya menyangkut dengan masalah pribadi penutur seperti, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya (Chaer dan Leonie, 2004:62-64). Bahasa yang baik dan benar memiliki 4 fungsi, antara lain: 1. Fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahanÂ
2. Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain 3. Fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar 4. Fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa Selain dari varian dan fungsi dari bahasa, kosakata juga perlu diperhatikan dalam menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, kita juga dituntut untuk memilih dan menggunakan kosakata yang benar. Kita harus bisa membedakan antara ragam bahasa baku dan non baku, baik dari tulis maupun lisan.Â
Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara atau sikap penulis terhadap pembaca, termasuk kedalam sikap akrab, resmi dan santai. Tujuan dari perencanaan bahasa adalah untuk memperbaharui penggunaan bahasabenar dan tepat. Bahasa yang benar artinya:Cocok, tergantung pada sistem Aturan dan regulasi bahasa. Pada saat yang sama, bahasa yang baik berarti etis, logis, rasional dan situasional dalam arti dan tujuan (situational and contextual). bahasa apa terlepas dari apakah struktur, leksis, atau tatanan linguistik terkait dengannya Bahasa sesuai dengan tujuan mengikuti aturan Aturan bahasa secara akurat dan tepat.Â
Penggunaan Bahasa di Pasar MMTC Medan Pasar MMTC Medan sebagai objek terdapat kegiatan tawar-menawar maupun perbincangan antara pedagang dan pembeli dalam transaksinya yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat mengakibatkan pemakaian bahasa yang beragam. Hal itu terjadi karena dari segi penutur yaitu pedagang dan pembeli yang berasal dari latar belakang yang berbeda, geografis, dan status sosial yang berbeda, sehingga tuturan yang digunakan pedagang maupun pembeli akan menimbulkan variasi-variasi bahasa dari faktor tersebut.
Pasar MMTC merupakan pasar yang pedagang dan pembelinya memakai berbagai bahasa sebagai komunikasi dalam transaksi jual beli. Bahasa yang digunakan oleh pedagang maupun pembeli seperti Jawa, Batak, dan bahasa Indonesia. Dalam pasar ini pedagang menyesuaikan bahasanya dengan pembeli, akan tetapi bahasa yang sering digunakan pedagang dan pembeli adalah bahasa indonesia. Bahasa indonesia adalah bahasa yang mudah dipahami oleh orangorang terutama orang yang berada disekitar pasar MMTC Medan.Â
Selain bahasa indonesia, pedagang dan pembeli juga sering menggunakan ragam bahasa yang santai dan bahasa non baku. Bahasa asing sangat jarang digunakan oleh pedagang atau pembeli dan hampir tidak pernah, karena situasi kebahasaan yang ada di pasar MMTC Medan lebih dominan memakai bahasa Indonesia. Faktor yang dapat memengaruhi pemakaian bahasa pada pedagang di pasar MMTC Medan ialah satunya yakni faktor saling menghormati antara pedagang dan pembeli.Â
Dalam sebuah komunikasi bentuk penghormatan ditentukan oleh siapa mitra tuturnya. Biasanya bentuk penghormatan ditujukan kepada orang yang lebih tua dan orang yang tidak saling mengenal. Bentuk penghormatan pada umumnya diikuti dengan pemakaian bahasa seperti merujuk kepada bahasa yang lebih halus. Dari hasil pengamatan kami, keakraban juga terpengaruh dalam pemakaian bahasa oleh pedagang, yang terjadi saat transaksi penjualan di pasar sehingga terdapat keanekaragaman berbahasa.Â