Mohon tunggu...
Ceritamakvee
Ceritamakvee Mohon Tunggu... Freelancer - Agata Vera

"Bersoraklah, dunia ini panggungmu" Selamat datang di akun liputan saya Kompasiana Twitter @makvee_vee Facebook Agata Vera Setianingsih Instagram ceritamakvee www.makveestory.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Positif Bermedia Sosial

2 Agustus 2017   22:53 Diperbarui: 3 Agustus 2017   03:27 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
spotlightenglish.com

Beberapa bulan yang lalu kita sempat dihebohkan dengan adanya penemuan mengenai nama asli Gadjah Mada serta latar belakang Gadjah Mada. Bahkan link berita dan sumber buku mengenai Gadjah Mada tersebar luas melalui broadcast pesan singkat. Belum lagi adanya berita-berita seperti akan adanya penyerangan dan bom, yang lagi-lagi memanfaatkan pesan berantai. Masyarakat ada yang mudah terpancing, ada yang bertanya-tanya, ada yang tidak peduli, tetapi tidak sedikit yang percaya mengenai berita yang tidak jelas sumbernya. Kekinian di era teknologi digital bukan hanya fasih dalam menggunakan aplikasi media sosial. 

Namun melalui media sosial hendaknya dapat meningkatkan literasi, edukasi, serta memiliki etika yang baik dalam menggunakannya. Menolak berita bohong nampaknya perlu diviralkan. Salah satu yang begitu peduli mengenai berita bohong yang tersebar di masyarakat adalah Polda DIY. Bulan Ramadhan tepatnya tanggal 6 Juni 2017 lalu Polda DIY mengadakan buka bersama dengan teman-teman sosial media sekaligus mengenalkan program operasi janur kuning.

Polda DIY lalu menggandeng Mabes Polri, yang kemudian berlanjut pada tanggal 26 Juli lalu, dengan acara bincang santai dengan para penggiat sosial media di Sahid Rich Hotel Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh para pembicara Irjen Pol. Drs.Setyo Widodo, SH sekarang menjabat sebagai Kadiv Humas Polri, Brigjen Pol. Drs Ahmad Dofiri, M. SI menjabat sebagai Kapolda DIY, Dra. Mariam F Barata SESDITJEN Aplikasi dan Iformatika Kemenkominfo, dan Naomi Lania dari Komisi Nasional Perlindungan Anak.

Acara yang berjudul "Membangun Budaya Positif dalam Bermedia Sosial" ini mengingatkan kita kembali betapa parahnya kehidupan anak-anak di generasi milenial. Tergagap-gagap mengikuti media sosial malah menambah polemik dan berpengaruh bagi kehidupan bangsa dan negara. Kasus yang terdekat adalah perundungan terhadap seorang anak SD bernama SW. 

Berawal dari obrolan di facebook, salah paham antar teman, namun berujung penculikan, pemaksaan, kemudian penganiayaan yang justru dijadikan ajang untuk saling mempertontonkan kekuatan diri. Lebih parah lagi aksi tersebut direkam dan kemudian disebarluaskan melalui media sosial facebook. Herannya hal ini sudah terjadi dua kali namun SW tidak melaporkan kepada orang tuanya.

Kejadian inipun berujung damai, SW kembali bermain bersama teman-temannya yang melakukan perundungan terhadapnya. Anak-anak seperti SW hanyalah salah satu dari sekian juta anak Indonesia yang menjadi korban media sosial. Banyak factor yang membuat anak-anak memiliki perilaku yang aneh, pemicunya karena melihat tayangan kemudian ingin mengikutinya. 

Semudah itu pikiran anak-anak karena mereka belum bisa berpikir panjang. Senada dengan yang dikatakan oleh Ibu Naomi Lania, bahwa anak adalah peniru yang ulung. Orang tualah yang seharusnya member ketegasan kepada anak. Kapan waktunya bermain gadget, kapan waktu belajar, serta orang tua wajib check isi media sosial anak.

Bapak Kapolda juga menambahkan bahwa lembaga sekelas polisi pun mendapat bullying dari masyarakat. Karena ada pihak-pihak yang membawa-bawa nama polisi di dalam masalah yang sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali. Lebih parah karena pihak-pihak tersebut membuat asumsi seolah-olah memang begitu kejadiannya. Sehingga memperburuk citra polisi di masyarakat. Betapa berita bohong banyak merugikan masyarakat.

Penggiat sosial media yang hadir dibuat paham bahwa media sosial hendaknya digunakan sebagai ajang untuk menyebarkan dan mengabarkan hal-hal yang bernilai dan positif ke masyarakat. Bukan malah membodohi masyarakat dan memecah belah persatuan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun