Mohon tunggu...
Agastya Pinangkesti
Agastya Pinangkesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional - UPN "Veteran" Yogyakarta

I love outdoor activities!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wayang Kulit sebagai Media Diplomasi dan Komunikasi Lintas Budaya Indonesia

7 Juni 2023   22:18 Diperbarui: 7 Juni 2023   22:39 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki kelebihan dalam menerapkan strategi kerjasama dan upaya menarik minat masyarakat.

Wayang kulit merupakan salah satu budaya Indonesia yang cukup terkenal dan diminati berbagai kalangan. Baik orang dewasa maupun anak-anak menyukai pertunjukan wayang kulit. Pada tahun 2003 UNESCO menobatkan Wayang kulit sebagai salah satu kebudayaan warisan leluhur yang patut dijaga dan dilestarikan.

Hadirnya pemberian penghargaan ini tentu saja dibarengi dengan tanggung jawab yang besar untuk memperkenalkan wayang kulit di masyarakat internasional. Melalui berbagai upaya dan andil dari berbagai pihak, Indonesia berupaya memperkenalkan wayang kulit ke masyarakat Internasional. Tujuan dari pengenalan ini tentu saja untuk melestarikan pertunjukan wayang kulit dan menarik minat masyarakat internasional terhadap Indonesia.

Salah satu negara yang menjadi tujuan pengenalan budaya pertunjukan wayang kulit adalah Amerika Serikat. Pada tahun 2016, Indonesia menggelar festival pertunjukan  budaya dan seni di New York City, Amerika Serikat. Pada acara tersebut, Perwakilan dari Indonesia, baik pemerintah, mahasiswa yang bersekolah di New York, maupun masyarakat Indonesia yang menetap semetara di New York berupaya turut andil dalam pengenalan seni wayang kulit.

Pengenalan wayang kulit di Amerika Serikat selain sebagai perwujudan pelestarian budaya leluhur, juga merupakan salah satu upaya diplomasi Indonesia dengan negara Amerika Serikat. Amerika Serikat sebagai salah satu negara adidaya tentu saja memberikan dampak besar bagi keberlangsungan kerjasama antar suatu negara. Karena hal tersebut, Indonesia berupaya memanfaatkan kesempatan untuk berdiplomasi dengan Amerika Serikat melalui pengenalan budaya wayang kulit di festival pertunjukan budaya dan seni. Pada kesempatan ini, Indonesia berupaya menerapkan diplomasi dengan konsep multi track diplomasi.

Multi track diplomasi merupakan salah satu konsep dalam diplomasi yang melibatkan berbagai pihak dalam proses diplomasinya. Pada konsep ini, setiap pihak memiliki andil dan karakter masing-masing dalam proses diplomasi. Dalam pemahamannya, multi track diplomasi terbagi ke dalam 9 track yaitu pemerintah, aktor non pemerintah, aktivis bisnis, warga negara, aktivis pendidikan, aktivis perdamaian, kelompok religi, pendanaan, dan media massa.

Komunikasi lintas budaya yang dikemas dengan diplomasi multi track melalui pengenalan budaya wayang kulit di New York City, Amerika Serikat merupakan salah satu strategi baru yang dilakukan oleh Indonesia. Melalui pergelaran festival budaya dan seni di New York City, Indonesia cukup sukses memperkenalkan wayang kulit dan menerapkan multi track diplomacy. Dalam penerapannya, Terdapat beberapa track yang dapat dikaitkan antara pengenalan wayang kulit di New York City Amerika Serikat dengan multi track diplomacy Indonesia. Beberapa track yang berkaitan adalah pemerintah, aktor non pemerintah, warga negara, aktivis pendidikan, dan media massa.

Pada track pertama, pemerintah membawa peran penting dalam keberlangsungan proses diplomasi. Pengenalan wayang kulit di Amerika Serikat tentu saja dapat terjadi melalui kehadiran pemerintah sebagai aktor utama yang menjalankan diplomasi. Pemerintah, bekerja sama dengan pihak-pihak terkait berupaya mengenalkan wayang kulit melalui pergelaran festival pertunjukan budaya dan seni di New York City, Amerika Serikat.

Pada track kedua, aktor non pemerintah  membawa peran penting dalam proses distribusi ilmu pengetahuan. Di sini, peran aktor non pemerintah dimaksudkan kepada para pemain wayang yang dikirim dari Indonesia. Para pemain seperti dalang, sinden, dan lain sebagainya dikirim ke Amerika Serikat untuk mengadakan pertunjukan dan mengenalkan secara langsung bagaimana cara menampilkan pertunjukan wayang kulit.

Pada track selanjutnya, warga negara membawa peran penting dalam proses diplomasi secara tidak resmi. Dalam hal ini, Warga negara dimaksudkan sebagai masyarakat Indonesia yang menetap di Amerika Serikat baik sebagai pelajar, pekerja, maupun perwakilan negara. Warga negara, melalui perannya sebagai individu turut terlibat dalam proses pengenalan wayang kulit di New York City, Amerika Serikat. Meski tidak ada praktek langsung yang bersinggungan dengan pemerintah, warga negara Indonesia berupaya mendukung program pemerintah melalui keikutsertaannya dalam festival pertunjukan budaya dan seni di New York City, Amerika Serikat.

Pada track kelima, aktivis pendidikan membawa peran penting dalam proses diplomasi wayang kulit di Amerika Serikat. Aktivis pendidikan di sini dimaksudkan para akademis budaya yang tertarik untuk menelaah lebih dalam terkait sejarah dan esensi hadirnya wayang kulit di Indonesia. Melalui kehadiran para aktivis pendidikan diharapkan dapat mendorong pengaruh positif dari kehadiran pertunjukan wayang kulit di Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun