Mohon tunggu...
Agassi TriKusuma
Agassi TriKusuma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Nilai Keolahragaan Melalui Permainan Tradisional di SLB N Ungaran

5 September 2023   15:37 Diperbarui: 5 September 2023   15:44 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ungaran (31/8), Sekolah Luar Biasa Negeri Ungaran menjadi lebih ramai dari biasanya. Pasalnya 12 orang pengabdi dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negara Semarang (UNNES) yang diketuai oleh Ibu Dwi Gansar Santi Wijanti, S,Pd, M.Pd, hadir dengan kegiatan permainan tradisional. Bersamaan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, kurang lebih 100 siswa turut serta dalam kegiatan tersebut yang terdiri dari siswa tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagragita, tunadaksa, dan autis. 

Dalam pengabdian ini terdapat 15 macam permaian tradisional yang bisa mereka mainkan, antara lain: dakon, bakiak, egrang tali bambu, engklek, lari balok, ular tangga, ular naga, telapak tangan kaki, lompat tali, boi-boian, gangsing bambu, dam-daman, srempeng, baling-baling, dan sreng. "Permainan tradisional yang dimainkan cukup simpel dan sudah disesuaikan dengan karakteristis siswa berkebutuhan khusus", ungkap Santi selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif.

Melalui permainan tradisional ini diharapkan siswa senang untuk bergerak, sehingga kesehatan mereka tetap terjaga. Tidak kalah penting, nilai yang terkandung di dalam permainan tradisional tersebut. "Melalui aktivitas permainan tradisional ini kami berharap nilai-nilai keolahragaan tertanam di dalam jiwa siswa berkebutuhan khusus", tambah Ketua Pengabdi. Siswa dapat menerapakan nilai-nilai luhur keolahragaan seperti nilai kerjasama, solidaritas, saling menghargai, sportivitas, kejujuran, keberanian, kerja keras, pengendalian diri, tanggung jawab, kerjasama, keadilan, kebijaksanaan, dan tentunya menghargai lawan. "Siswa berani mencoba berbagai permainan tradisional dan bekerjasama dengan siswa lainnya", tutur Ibu Yayuk salah satu guru pendamping. (DGS)

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun