Demam "korea" bukan merupakan suatu hal yang asing bagi telinga kita. Negeri ginseng ini memang terkenal dengan industri kreatifnya yang dapat memikat banyak orang, tanpa terkecuali anak muda Indonesia. Mulai dari K-Pop (istilah yang digunakan untuk musik dari Korea), drama korea, fashion, kosmetik, hingga restoran yang menyajikan makanan khas Korea menjamur di banyak tempat.
Saya merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang tersihir oleh produk Korea, khususnya boybandyang dikenal dengan nama EXO. Sebenarnya, awal mula saya menyukai K-Pop terhitung terlambat karena sebenarnya teman-teman seumuran saya mungkin sudah menyukai K-Pop sejak usia remaja, atau sekitar 10 tahun yang lalu. Ketika itu grup K-Pop sedang berada pada generasi kedua, yang berawal dari tahun 2000-2010, dengan grup yang terkenal seperti: Super Junior, 2PM, TVXQ!, Bigbang, SHINee, dan lain sebagainya. Bahkan dalam menyukai grup EXO saja saya juga sangat terlambat karena baru enam bulan saja baru mulai menyukai grup generasi ketiga yang berisi 9 member ini (Lay, Sehun, Baekhyun, Kai, Chanyeol, Xiumin, Suho, Chen, dan D.O) yang sebenarnya memulai debutnya enam tahun yang lalu.
Setiap grup di belantika musik K-Pop pada umumnya memiliki fans setia yang tergabung dalam suatu kelompok yang disebut dengan fandom. Untuk grup EXO sendiri memiliki fandom yang bernama EXO-L. Menurut pengamatan saya, fans dari grup band Korea tidak sama dengan fans-fans lainnya. Kelompok fans ini sangat solid dan saya melihat bahwa hubungan antara fans dan artis sendiri merupakan suatu simbiosis mutualisme yang menguntungkan kedua pihak. Misalnya jika ada suatu ajang penghargaan yang membutuhkan voting, para fans akan mencurahkan seluruh pikiran dan tenaga untuk mem-vote serta menyebarkan informasi mengenai voting ini ke seluruh fans di penjuru dunia. Contoh lainnya missal untuk memecahkan rekor penjualan album, para fans rela memborong ratusan album untuk dirinya sendiri. Melihat betapa fans mencintai mereka, para artis juga berusaha sekuat tenaga untuk memberikan performa dan penampilan yang terbaik. Tidak jarang mereka juga menyapa para fans lewat media sosial dan televisi. Hal ini tentu saja membuat para fans senang.
Salah satu wujud rasa suka saya pada EXO adalah dengan menonton konser mereka. EXO rutin mengadakan tur untuk konser setiap tahun yang disebut dengan EXO PLANET. Tahun ini adalah tahun keempat. EXO pernah mengadakan konser pada tahun 2016 di Indonesia sebagai rangkaian tur EXO PLANET yang kedua. Namun, untuk rangkaian tur EXO PLANET tahun keempat ini, yang dinamai ElyXiOn, belum ada pengumuman resmi apakah akan diadakan juga konser di Indonesia atau tidak. Oleh karena itu, saya memilih untuk menonton konser EXO di negeri tetangga yaitu Singapura.
Persiapan pertama dalam menonton konser tentu saja adalah mencari informasi mengenai penjualan tiket. Tiket konser dijual secara online melalui website Singapore Sports Hub, di loket-loket SINGPOST, serta di Singapore Indoor Stadium Box Office. Karena saya berada di Jakarta, saya memilih untuk membeli tiket secara online. Penjualan online dimulai secara serentak pada tanggal 28 Januari pukul 11 WIB. Mengingat banyaknya peminat, agar bisa mendapatkan tiket, harus mempersiapkan gadget sejak kurang lebih 30 menit sebelumnya. Ketika berhasil memeroleh tempat, pembayaran dapat dilakukan menggunakan kartu kredit. Setelah proses selesai, akhirnya tiket berada di tangan dan dapat dicetak sendiri!
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Konser diadakan pada pukul 4 sore di National Indoor StadiumSingapura, yang merupakan bagian dari kompleks Singapore Sports Hubdi daerah Kallang. Saya berangkat menuju lokasi dengan menggunakan mass rapid transit atau MRT yang berhenti tepat di depan stadium. Memegang tiket di arena berdiri atau standing pen,saya mulai mengantri pukul 1 siang. Berbeda dengan konser di Indonesia, sistem antrian untuk standing pen di Singapura menggunakan nomor antrian yang didapatkan saat membeli tiket. Penggunaan nomor antrian ini untuk mencegah para penonton menginap untuk mengantri agar bisa mendapat tempat terdepan saat konser. Saya melihat cara ini cukup efektif karena antrian menjadi lebih teratur.
Setelah menunggu di antrian kurang lebih 2.5 jam, akhirnya satu per satu penonton diizinkan untuk masuk ke dalam stadium, namun dengan melewati pemeriksaan tas dan badan terlebih dahulu. Kurang lebih pukul 3.45 saya sudah berada di dalam stadium. Ini merupakan pengalaman pertama saya menonton konser sehingga saya cukup tercengang melihat besarnya panggung dan ramainya penonton di dalam stadium. Menurut berita, tiket ElyXiOn ini terjual habis sebanyak 8000 tiket.
Tepat pukul 4 sore konser dimulai. Saya merasa deg-degan sekaligus bahagia akhirnya bisa melihat idola saya secara langsung dan dekat! Rasanya keringat dan betis yang lelah akibat berdiri hilang seketika ketika 8 orang personil EXO naik di atas panggung. Konser dibuka dengan lagu "The Eve" yang sukses memeriahkan suasana dengan panggung yang megah beserta kembang api. Menggunakan jas berwarna putih dengan aksen di tengah seperti prajurit, EXO membawakan lagu-lagu dari album terbaru seperti "Forever" dan "Ko Ko Bop", serta lagu yang melambungkan nama mereka pada tahun 2014 yaitu "Growl".
Konser ElyXiOn sendiri terdiri dari empat bagian, dan dari satu bagian ke bagian lain diselingi oleh suatu video, sambil para personil berganti pakaian di backstage. Babak kedua dibuka dengan dance break oleh Xiumin dan Baekhyun, yang dilanjutkan dengan "I See You" oleh Kai. Kemudian, semua member kembali ke panggung yang telah di-setting seperti di perpustakaan dan membawakan lagu "Call Me Baby", "Touch It", "Chill", "Sweet Lies", "Boomerang", serta "Sing For You". Tidak ketinggalan duet oleh D.O dengan permainan piano Chanyeol dalam membawakan lagu "For Life" versi bahasa Inggris, "Playboy" oleh Suho, solo rap "Hand" oleh Chanyeol, dan "Kaching" oleh Chen-Baekhyun-Xiumin.
Babak ketiga dibuka dengan lagu "Cloud 9". Pada lagu selanjutnya ("What U Do") para member yang menggunakan setelan jas putih mulai maju ke panggung tambahan dan membagi-bagikan goodies dari atas panggung. Banyak orang berebut untuk menangkapnya bahkan ada yang menggunakan jala! Lagu selanjutnya adalah "Tender Love", "Walk on Memories", "Heaven" oleh Chen, dan "Go" oleh Sehun.
Babak terakhir memiliki konsep yang berbeda dengan babak-babak sebelumnya. Alih-alih menggunakan jas, mereka menggunakan setelan kasual seperti jumper, jaket, dan topi. Lagu yang dibawakan pun memiliki irama upbeatyang membawa suasana untuk berjingkrak-jingkrak, seperti "Diamond", "Coming Over", "Run This", "Drop That" dan "Power".