Mohon tunggu...
Agape Bless Cenora Togas
Agape Bless Cenora Togas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perlawanan Rakyat, Militerisme, dan Negara

31 Oktober 2023   07:06 Diperbarui: 31 Oktober 2023   07:13 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia dikenal dengan beground yang katanya berdemokrasi, namun hal ini sangat jauh berbeda dengan realita yang ada, malah sebaliknya dengan kehadiran para pemimpin kita yang otoriter, hak-hak demokrasi diperkosa, kemanusiaan dinjak-injak, sampai pada hak sipil yang tak pernah dihargai sama sekali. Belum lagi lewat kaki tangan para aparat negara yang mau saja dijadikan anjing oleh tuanya, rela membunuh hanya dengan dalih keamanan yang pada ujung-ujungnya adalah untuk kepentingan tuan. Inilah wajah baru Indonesia paska reformasi yang hanya menjadi ilusi, pantas untuk kita katakan bahwa reformasi telah gagal ditanah pertiwi, demokrasi hanyalah bola mainan para elit borjuis dan para teknokrat bangsat.

Semakin kesini negara seakan menjadi neraka bagi rakyatnya sendiri. Dewasa ini adalah hadirnya negara dapat menciptakan berbagai sekatan yang diatur dalam tingkatan kelas, sepertimana yang dikatan Karl Hendri Marx : "Hadirnya negara hanya akan menciptakan pertentangan kelas". Hal ini terbukti dari teorinya sang sosialis tersebut bahwa saat ini karena hadirnya negara yang kemudian terciptalah berbagai pertentangan antara kelas atas yang menindas kelas bawah. Setelah revolusi industri pada abad ke-18 di Inggris atau tahun 1760-1840. Kemudian berhasil menyingkirkan manusia dari hak-hak mereka, terasing dari tanahnya sendiri, dimana tanah mereka digarap dengan mesin industri yang menjadi milik pribadi. Buruh disiksa untuk kerja 12 jam sekali istirahat tapi diberi upah yang sangat kecil.

Berbagai aturan yang dikeluarkan pemerintah selalu tumpul keatas dan tajam kebawah, hukum takan berlaku bagi siapa yang beruang, para aktor yang dulunya aktivis kini menjadi pecundang, orang pintar memilih jadi benalu, sedangkan yang lain lebih pilih mati suri. Penguasa akan terus berkuasa jika rakyat terus diam dan tak melawan.

Bangsa ini mengalami sakit jiwa, bahkan aku sering bertanya seperti apakah wajah sesungguhnya dari sebuah bangsa yang telah merdeka?. Apa gunanya sebuah negara jika hanya kekuasaan kita rela membunuh dan menindas rakyat sendiri?

Kapitalisme akan terus menciptakan kekuatan mereka dengan rapih dan terstruktur, membawa keraguan diriku tentang ramalan Marx bahwa kapitalisme pasti akan menggali kuburnya sendiri. Bahkan berbagai organisasi gerakan saat ini kewalahan dalam menghadapi banyak problematika yang terjadi, ibarat menggali lubang menutup lubang hal ini akan terus berputar tanpa ada kemajuan yang objektif, protes dan kritikan yang dilancarkan tapi berujung dengan nihil. Pemuda-pemuda paling sosialis membiarkan teorinya basi ditiap-tiap tongkrongan. Ambisius dengan gerakan dan warna bendera, mengedepankan ideologi sok paling terideologis lalu mengesampingkan persatuan dan solidaritas. Kiri anti kanan, kanan anti kiri, saling menjatuhkan satu dan yang lain, sementara dalam tiap orasinya sama bahwa musuh utamanya adalah kapitalisme. Kita tidak akan bisa menang tanpa persatuan, namun ketahuilah bahwa persatuan tanpa kesadaran juga akan monoton. Maka mari untuk terus bersatu dalam kesadaran, sadar akan kondisi genting saat ini, bahwa kita telah dijajah dan dirampas tanpa ampun. Teori saja tidak akan cukup untuk perjuangan ini, turunlah untuk melebur bersama rakyat, bersama buruh, petani, nelayan, dan jadilah bagian dari mereka. Disanalah kuliah dan sekolah yang sesungguhnya, takan ada dosen dan guru semuanya adalah kawan yang akan bersama untuk belajar, belajar mengatur strategi yang jitu dan melawan para kapitalis imprialis congkak itu.  Mari galang terus persatuan ini demi kemenangan sosialis yang berada ditangan kita, dan yang internasionale.

Dalam hal ini pemuda dan rakyat yang tertindas juga seharusnya membangun perlawanan tanpa ada kemunafikan yang ditunjangi oleh para borjuasi. Kita harus pikirkan terlebih dahulu untuk menumbangkan kapitalis imprealis, bahwa mereka adalah musuh yang sangat nyata, kita harus sadar untuk satukan pemikiran yang ini terlebih dahulu, bahwa persoalan ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk melawan kapitalisme dan imprealisme tersebut. Berbagai partai oligarki tak mestinya untuk dipercaya, para polisi dan tentara juga akan sama saja memelihara kebodohan dan kejahatan mereka dengan bangga dan sombong. Maka selama itupula  diperlukan perlawanan massa yang sadar akan terus berjuang untuk tetap melawan dengan satu keyakinan bahwa yang namanya tirani harus tumbang. Sejarah telah mencatat bahwa hanya dengan kekuatan rakyatlah kita bisa menciptakan sebuah revolusi. Negara Kuba tidak akan menang tanpa rakyat yang sadar, begitupun dengan Bangsa kita kala itu takan pernah merdeka jika tanpa perlawanan rakyat sipil. Lagi-lagi ini bukanlah perang antar dukun, melainkan ini adalah sebuah peperangan tentang ideologi, maka pasti membutuhkan kesadaran besar dan konsistensi rakyat untuk tetap berjuang. Kita harus siap mengangkat senjata, membuat gerilya dimana-mana, melancarkan taktik perang kota, sebab revolusi takan ada tanpa gencatan senjata, dan itu terbukti dalam sejarah Unisoviet.

Rakyat harus dipersenjatai dengan lengkap melakukan pendidikan basis dan militeris, untuk menguji konsistensi kita, maka dari sini kita bisa mengetahui kemenangan berpihak pada siapa.

Kita tidak bisa berjuang dalam partai politik, yang notabenenya adalah milik para borjuasi, tak ada sejarah perjuangan rakyat yang menang melalui parlemen. Selama kapitalis imprealis itu belum tumbang, maka takan ada partai politik yang murnih milik rakyat dan selalu merakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun