[caption id="attachment_357211" align="aligncenter" width="300" caption="Pasar Pagi Takengon, Aceh Tengah"][/caption]
Pasar Pagi Takengon. Itulah gelar pasar rakyat yang terletak di jantung ibukota Kabupaten Aceh Tengah. Pasar tradisional yang berada sekitar daerah aliran Danau Lut Tawar ini penuh sesak di pagi hari. Beragam barang dan pedagang pun memenuhi pasar ini.
[caption id="attachment_357212" align="aligncenter" width="300" caption="pedagang pasir pagi Takengon"]
Pasar Pagi. Sesuai namanya, pasar ini hanya ada di pagi hari, yaitu pukul 5 hingga pukul 9 pagi. Di pasar ini bisa dijumpai berbagai kebutuhan dapur hingga kebutuhan sehari-hari. Bumbu masak, sayuran, ikan, daging, dan buah-buahan pasti tersedia di pasar ini. Yang istimewa adalah ikan depik.
Ikan kecil khas Danau Lut Tawar menjadi ciri khas pasar di Dataran Tinggi Gayo. Ikan Depik hanya ada di Takengon dan bergantung pada musimnya. Ikan depik mirp iken laga atau kepala timah yang hidup di air tawar.
Karena tak ada di tempat lain, para calon pembeli pun tak melewatkan kesempatan berburu depik saat panen tiba. Meskipun kadang banjir depik, harga ikan khas Danau Lut Tawar bisa mencapai Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram. Para pembeli umumnya memilih depik kering atau depik yang sudah dijemur untuk membuat ikan jadi awet alias tidak busuk.
Karena banyak diburu pembeli dari luar, ikan ini pun masuk rumah makan dan restoran. Ikan ini biasanya digoreng bersama cabe hijau atau daun jeruk untuk mengurangi rasa amis.
Kembali ke soal pasar Takengon. Pasar pagi ini juga menjual beragam buahan hasil kebun rakyat Gayo termasuk kopi khas Arabica unggulan daerah ini.
Sayangnya, Pasar Pagi Takengon berjalan apa adanya. Tak ada tempat khusus, kecuali jalan-jalan di daerah ini yahg berubah fungsi menjadi tempat menjaja barang dagangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H