Mohon tunggu...
Agamone Anggono
Agamone Anggono Mohon Tunggu... -

none

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Saatnya Bangkit,Persis Solo?

19 Desember 2013   05:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:45 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_284702" align="alignnone" width="300" caption="lambang negara Uni Soviet"][/caption] Ibarat sebuah negara Persis Solo adalah Uni Soviet yang begitu masyhur dengan segala kegemilangannya dan kejayaannya pada masanya. Negara di timur daratan Eropa penganut ideologi komunisme yang sangat disegani oleh negara-negara besar yang menganut ideologi kapitalis seperti Amerika serikat,Inggris dan Prancis. Disegani karena kekuatan militer,kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,kekayaan sumber daya alam serta wilayah yang begitu terhampar luas. Namun kejayaan negara adidaya ini kini hanya tinggal nama yang hanya bisa dikenang. Persis Solo...Siapa yang pada medio 20an hingga 50an yang tidak menggigil jika mendengar namanya? ya,pengoleksi 7 gelar juara Perserikatan ini sungguh masyhur di belantika persepakbolaan negeri ini pada era Perserikatan. Sepertinya tidak berlebihan jika Persis Solo saya ibaratkan dengan Uni Soviet. Lalu apa kabar Persis Solo saat ini? Setelah penta juara di tahun 1939-1943 prestasinya kian hari kian memprihatinkan. Jika melihat klub-klub semasanya seperti Persija,Persebaya,Persib,PSM Makassar,PSIS Semarang dan rival dari kota tetangga PSIM Yogyakarta klub kebanggaan Wong Solo ini  memang paling ironis. Bagaimana tidak,untuk klub sekelas Persis Solo separuh masanya mendekam di Divisi Dua,hingga masyarakat pun lebih mengenal nama suporternya daripada klub yang didukung. Sangat ironis bukan? Kerinduan akan romantisme kejayaan masa lalu klub berjulukan Sambernyawa ini bergairah pada tahun 2005 saat Persis Solo berhasil promosi ke Divisi Satu. Dengan kucuran dana dari APBD yang cukup deras pada waktu itu Persis Solo sukses promosi ke divisi tertinggi setelah menjadi runner up. Wow! "Uni Soviet-nya Perserikatan" bangkit dan kembali ke tempat yang semestinya dia berada,kerinduan pun sedikit terobati. Masyarakat pun mulai memenuhi tribun stadion saat Persis Solo bertanding dan headline koran-koran kota Solo pun juga menulis hal tentang Persis Solo. Sayang sekali kembalinya di Divisi Utama kiprah Persis Solo tidak cukup mengesankan dan cenderung jeblok. Hanya semusim Persis Solo berada di divisi tertinggi,karena ada kebijakan dari operator liga yang membuat divisi lebih tinggi bernama Indonesia Super League. Divisi Utama dijadikan ajang kualifikasi untuk lolos ke ISL musim depan,namun Persis Solo saat itu tak mampu memenuhi kriteria untuk bisa lolos ke ISL. kegagalan melaju ke ISL membuat Persis Solo hilang taji dengan menjadi tim bulan-bulanan di musim berikutnya. Derita itu ditambah dengan permasalahan yang memang sejak lama sudah ada di tubuh Persis Solo,dari mulai masalah finansial,dualisme hingga masalah komitmen pengurus. Permasalahan yang saya kira cukup untuk membuat klub ini kembali runtuh. Saat ini Persis Solo masih berada di Divisi Utama dan sedang persiapan untuk berkompetisi di musim 2014. Suara untuk kebangkitan Persis Solo pun kembali terdengar sangat kencang dikalangan suporter maupun masyarakat kota Solo setelah dua musim sebelumnya mengalami masa suram dualisme yang menyebabkan klub ini bobrok sebobroknya. Untuk membangkitkannya tentu saja manajemen klub harus berbenah secara total dan saya sebagai pendukung Persis Solo tak ingin permasalahan musim-musim yang lalu terulang kembali. Bangkitlah Persis Solo,beri kami gelar ke 8,9,10,11,12 dst secepatnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun