Tengah malam saya terbagun oleh deringan dari handphone saya, siapa ya?. Sebenarnya malas menjawabnya, ngantuk.. saat saya lirik jam baru pukul 2 lewat. Akhirnya karena terus-menerus bunyi saya angkat juga.. ternyata dari salah satu sahabat saya. Terdengar suara tangisnya, sayapun jadi sulit mendengar ucapannya. Singkatnya dia bilang kalau suaminya baru saja menghajarnya habis-habisan. Bukan cuma memukul, tapi juga menginjak-injak badannya. Pokoknya benar-benar habis !!.
Saya bingung harus berkata apa, ini bukanlah yang pertama kali terjadi padanya, ibarat dia sudah menjadi sansak untuk suaminya. Pernah saya melihat sendiri badannya penuh dengan memar, kepalanya benjol, bahkan berjalanpun dia susah, karena habis ditendang suaminya. Berbagai hiburan saya sampaikan, berbagai opini saya berikan.. tapi tidak ada satupun yang benar-benar dia lakukan. Pernah saya tanya kenapa dia bertahan dalam rumah tangga yang tidak sehat itu, dia menjawab karena dia punya anak yang masih kecil. Kali lain saya juga pernah bertanya mengapa tidak dilaporkan saja ke pihak berwenang, dia jawab 'kasihan'.....
OMG, kasian ??? apa dia tidak merasa kasihan terhadap diri sendiri? atau terhadap psikologis anaknya yang hampir setiap hari melihat kedua orang tuanya bertengkar?.  Atau jangan-jangan si sahabat saya ini cinta mati dengan suaminya? sehingga dia rela benar-benar mati di tangan suaminya?. Akhirnya saya berpikir jangan-jangan sahabat saya ini menderita sadomacism.
Apaan tuh Sadomacism? yang jelas bukanlah spesies baru dari ikan air tawar. Secara umum sadomacism berarti kegiatan sexual dengan menyiksa pasangannya untuk mencapai kepuasan. Tapi buat saya orang-orang yang bertahan dalam kehidupan yang sangat menyiksa tadi, bisa jadi mereka menderita sadomacism. Mereka menikmati sensasi disiksa ataupun menyiksa. Ataupun sensasi karena perhatian dari orang-orang disekitarnya yang merasa iba. Karena seperti yang dialami sahabat saya ini, dia selalu cerita kanan-kiri, depan-belakang kalau habis disiksa suaminya. Mungkin orang satu perumahannya sudah tau suaminya suka menyiksa. Tapi dia tidak mengambil tindakan apapun. Pernah dia sudah visum di Rumah Sakit (karena saya desak), setelah sampai di kantor polisi.. dia 'mundur'. Sampai-sampai si polisi yang kebetulan teman kami cuma bisa geleng-geleng kepala. Sudah hancur lebur, bonyok....
Belakangan ini kalau dia menelpon karena disiksa suaminya, saya cuma berkata "ya.. nikmati saja, kamu suka disiksa bukan?"  Maaf ya sauda-saudara, saya kasar.. tapi mau bagaimana lagi.. saya sebagai orang luar cuma bisa memberikan dukungan moril.. tapi yang harus bertindak ya dia sendiri. Menurut saya sih seharusnya mereka berdua harus pergi ke psikiater untuk memeriksa kesehatan jiwa mereka.. setelah sekian tahun menikah....hampir setiap minggu ada memar baru di tubuh sang istri.
Apapun alasannya, kekerasan dalam rumah tangga tidak sepatutnya terjadi. Kalau memang cinta dan sayang, tentu kita akan saling menghargai. Kekerasan bukan cuma sebatas fisik saja, tetapi juga pelecehan dari ucapan, ataupun kekerasan emosi. Pernikahan yang menyakiti pasangannya adalah haram dalam agama yang saya anut.
Apakah Anda pernah melihat, mendengar atau mengalami sendiri sadomacism?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H