Mohon tunggu...
Hina Kala
Hina Kala Mohon Tunggu... lainnya -

di kaki gunung Rinjani, di antara hamparan sawah aku mencari rejeki

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ternyata Kebahagiaan Harus Dibeli

1 Desember 2011   21:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:56 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

bahagia, hanyalah sebuah kata

Takkan kau dapati bahagia, bila kau terus mencarinya

dan kau akan bahagia, bila kau sudah tidak membutuhkannya

Entah siapakah yang pertama kali pernah mengucapkan kalimat-kalimat di atas, namun yang pasti semua kita pasti menginginkan bahagia.

kita mungkin pernah berkata, : biarlah aku (bahagia) di jalanku, dan engkau di jalanmu". pernah juga kita mengucapkan kepada seseorang,"Semoga engkau bahagia"; adalah sesungguhnya harapan dalam pencarian kita tentang bahagia untuk diri kita sendiri. jadi singkatnya kita butuh bahagia. lalu, apakah kita akan tidak bahagia karena kita membutuhkannya?

bermacam cara kita lakukan untuk mendapatkan bahagia; sekolah dari TK sampai menjadi sarjana, bekerja siang malam, memberi untuk orang lain, menyisakan waktu untuk berhening menghadap Sang Pencipta, bukankah itu semua untuk mencari bahagia ?

Kebahagiaan adalah barang langka. Maka kita semua mencarinya, dan butuh pengorbanan untuk mendapatkannya.

dan kita tidak akan menemukan bahagia kalau tidak berbuat apa-apa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun