"Daripada kelak sy tidak akan sanggup menerima yg akan terjadi antara kita, lebih baik kau bunuhlah aku".
"ini silet dan ini urat nadiku, kau potonglah", kata pemuda itu sembari menyodorkan silet dan tangannya yg lain kepada gadis yg duduk di sampingnya.
ini adalah yg pertama kalinya mereka duduk bersama setelah tiga bulan berlalu.
"xixixi... " cekikik tawa si gadis terdengar.
"kenapa tertawa ?"
"abis kamu becandanya sampai segitunya"
"saya tidak becanda, saya serius.. "
"ini adalah yg ketiga kalinya saya sakit, sy mungkin takkan sanggup utk keempat kali, maka selesaikanlah sekarang juga".
"Haduuuhhh.. mikir dong, mikir...."
"kalau kamu mati kan aku bisa masuk penjara... enak gak tuh.. "
"Kau tidak perlu khawatir, sy bersumpah, seminggu setelah kematianku kau akan kujemput"
"kita akan bersama di dunia lain yg takkan ada lagi sakit menyakiti"
Entah pengaruh darimana yg membuat pemuda itu begitu yakin dengan ucapannya sampai tubuhnya bergetar saat mengucapkan kalimat2 itu seakan pasti akan terjadi seperti kata-katanya.
Si gadis pun terdiam, mau tak mau menanggapi dengan serius.
"Maafkan aku, Di.. kamu telah banyak menderita karena aku".
"izinkanlah aku utk memperbaiki kesalahan kesalahanku kepadamu itu".
"baiklah... saya harap berikanlah kata kata yg bisa saya pegang".