Ini hanya sebuah renungan untuk diri kita, tanpa bermaksud menyakiti satu sama lain, jika ada salah kata atau menyinggung perasaan para pembaca saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, selamat membaca.
#1
Semenjak terjadi peristiwa pembantaian di Mesir banyak saudara-saudara kita yang muslim diseluruh penjuru dunia melakukan aksi damai dan mengutuk kekejaman militer Mesir terhadap saudara-saudara kita yang muslim.Bukan hanya di Mesir, tapi di Suriah, Syam, Palestina, dan Negara-negara lain dimur tengah sana. Tentu hal ini menjadi pertanyaan besar, apakah ada yang salah dengan system demokrasi yang diterapkan di Mesir, apa yang menajdi perbedaan antara demokrasi di Mesir dan di Indonesia atau memang demokrasinya yang salah sehingga terjadi kudeta. Akan tetapi tidak masuk akal jika system demokrasinya yang salah toh di Indonesia saja dengan sistem demokrasi tidak separah di Mesir, atau memang ada sistem demokrasi yang islami yang dulu pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW?
#2
Pernahkah kita menggunakan otak kita untuk berfikir bahwa masih masih banyak saudara-saudara kita di indonesia yang sering terjadi kerusuhan, seperti di Ambon, Sulawesi, Papua, aksi teroris, pelecehan terhadap norma-norma agama, aksi kristenisasi, pelecehan seksual, premanisme, tawuran antar pelajar, dan sederet kerusuhan yang lainya. Pernah kita meluangkan waktu kita untuk mengutuk para pelakunya, melakukan aksi damai, memberikan aksi nyata untuk mereka? Untuk saudara-saudara kita di Mesir kita rela melakukan long march, mengumpulkan infaq, mengirim relawan untuk berangkat ke Mesir. Atau justru ketika melihat kerusuhan di negrinya sendiri bahkan kita diam, dan dengan entengnya mnjawab "itukan urusan polisi" bukankah ktika terjadi kerusuhan mereka yang tidak terlibat punbisa menjadi korban, pernahkah kita menghitung berapa banyak saudara-saudara kita sesama muslim yang menjadi korban dari kerusuhan-kerusuhan tersebut, dan apakah kita mnunjukan aksi kepedulian kita sebagaimana yang kita lakukan terhadap saudara-saudara kita di Mesir? Jika memang Indonesia sudah tidak layak menjadi obyek dakwah kenapa tidak melakukan seperti yang dilakukan oleh pemuda kahfi?
#3
Ironis sekali kota Jogja, predikat kota pelajar sepertinya hanya sebuah slogan yang kita maknai sebagai identitas tanpa memiliki substansi dan nilai-nilai keluhuran budaya, etika dan nilai-nilai agama. Kita sudah tidak peka terhadap isu-isu sosial yang menimpa kita, banyaknya komunitas kepenulisan, baik yang ada disekolah, organisasi, bahkan diajarkan di universitas pun, hanya segilintir orang saja yang berani dan mampu untuk memberikan kritik melalui tulisan, lalu dimanakah peranan mereka baik pelajar atau komunitas yang mengatasnamakan komunitas penulis, sudahkah mereka memberikan kontribusi, memberikan kritik, berdakwah lewat media, atau malah asik berpujangga ria?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H