Salah satu ekosistem perairan darat yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah Bernama Danau Rano. Danau ini terletak di Kabupaten Donggala, Kecamatan Balaesang Tanjung, Desa Rano Balaesang. Luasan Danau ini memiliki 260 ha dengan kedalaman hingga 80 meter. Selain memiliki luas yang cukup besar, danau Rano memiliki sumber daya perairan yang cukup melimpah seperti ikan mujair, ikan sidat, ikan gabus, ikan betok dan lainnya yang menjadi komoditas asli daerah tersebut.
Untuk menempuh ke Danau Rano tersebut dibutuhkan waktu berkisar 4 jam dari Kabupaten Palu atau 140 Km. estimasi waktu tersebut dikarenakan adanya perbaikan jalan sehingga terjadi akses buka tutup jalan di beberapa lokasi.
Sumberdaya perairan danau Rano saat ini semakin melimpah lebih khusus dengan adanya beberapa ikan introduksi seperti, ikan Nila (Oreocromis niloticus), ikan Mas (Cyprinus caprio) dan ikan Nilem (Osteochilus hasselti) (Herjayanto et al., 2019). Ikan tersebut merupakan hasil introduksi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Donggala pada tahun 2003-2004 (Paino, 2015).
Informasi yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Ali Asegaf) dalam temu koordinasi dengan nelayan pada tanggal 20 September 2023, salah satu upaya yang dilakukan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya perairan danau Rano secara berkelanjutan yaitu melalui penerapan aturan adat berupa waktu penangkapan ikan yang diatur (dimana nelayan hanya diberikan 6 bulan untuk mengeksplor sumber daya perikanan), pengaturan penggunaan alat tangkap ikan (ukuran mata jaring diperbolehkan minimal 3,5 cm), dan tidak diperbolehkan menggunakan perahu mesin dalam segala aktivitas di perairan danau.
Sejalan dengan beberapa aturan adat tersebut, pihak dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Donggala melakukan inisiasi berupa pengalihan mata pencarian melalui budi daya ikan yang dilakukan di danau tersebut. Sehingga mata pencarian selama setahun dapat terjaga sekaligus prinsip keberlanjutan sumber daya ikan tetap terlaksana.
Kedepan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Donggal bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mendorong kegiatan para nelayan berupa pelatihan dan beberapa program untuk meningkatkan kemandirian masyarakat nelayan disekitar Danau Rano.
Selain beberapa hal diatas, terdapat permasalahan nelayan yang cukup meresahkan yaitu hadirnya ikan invasive (ikan Iilan Ilam) yang merusak ekosistem perikanan di danau. Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan hal tersebut, dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satu usulan yang dilontarkan adalah dengan memanfaatkan ikan tersebut untuk dijadikan olahan perikanan berupa menjadi abon atau produk lain, sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Disini perlu peran pemerintah untuk mendukung kegiatan tersebut.
Dari hasil pemantauan dilapangan beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menjaga sumber daya perikanan disekitar danau rano adalah sebagai berikut:
- Menjaga keseimbangan ekosistem di danau Rano sekaligus memelihara kelestarian sumberdaya ikan yang dimanfaatakan sebagai sumber pangan. Sasaran yang ingin dicapai adalah terlindungnya wilayah danau dari gangguan atau kerusakan alam dan berkelanjutannya usaha pemanfaatan sumberdaya ikan.
- Menjadikan lingkungan danau bersih dan menjadi sumber kehidupan masyarakat sekitar sampai dengan masa kini dan masa depan.Impelementasi melaui peningkatkan kesadaran masyarakat di sekitar danau terhadap pentingnya menjaga lingkungan baik saat ini  maupun yang akan datang. Wilayah danau rano sangat rentan akan kerusakan ekosistem apabila lingkungan tidak terjaga, sehingga bila lingkungan tersebut dijaga dan dikelola dengan baik, maka akan menjadi sumber kehidupan ekonomi sebagian besar masyarakat serta merupakan sumber makanan sehat manusia.
- Melakukan pengkajian lebih dalam lagi dengan melibatkan akademisi untuk mendapatkan rekomendasi teknis dalam rangka tata Kelola perikanan dengan berprinsip keberlanjutan.