Mohon tunggu...
Afzar Harianja
Afzar Harianja Mohon Tunggu... Lainnya - Bhumi

Bumi Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sepakat untuk Berbeda Pendapat

28 April 2024   20:38 Diperbarui: 28 April 2024   20:46 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SEPAKAT UNTUK

BERBEDA PENDAPAT

Kiranya inilah kontribusi Vednta yang tak tertandingi. Sepakat untuk berbeda pendapat... Sehingga Siddhartha Gautama yang menolak Veda pun diterima Oleh Vednta.


Kesepakatan untuk Berbeda Pendapat--- inilah KesepakatanAgung. Kesepakatan yang dibutuhkan Oleh dunia. Kesepakatan yang dapat menghentikan pertengkaran dan pertikaian karena beda pendapat.


Janganlah takut berbeda pendapat.


Perbedaan inilah yang membuat hidup menjadi dinamis berwarna-warni. Bayangkan kehidupan tanpa warna, tanpa Perbedaan --- seragam! Biarlah pendapat mengalir dari segala Penjuru... Silakan menimbang, meneliti dan memilih yang terbaik.


Mereka Yang Menolak Perbedaan dan Menginginkan keseragaman --- sesungguhnya sedang bermimpi. Dan, mimpi mereka itu disebabkan oleh rasa takut, rasa cemas. mereka tidak mampu beradaptasi dengan perubahan, dengan perbedaan. Mercka scperti anak kecil yang enggan berpisah dari teman sekclas yang tidak lulus.


Keengganan untuk menerima perbedaan adalah pertanda kelemahan. Hanyalah manusia-manusia lemah Yang selalu mengupayakan keseragaman. Hanyalah mereka yang tidak percaya diri -- tidak percaya pada kemampuan manusia yang menolak keberagaman.


Janganlah membiarkan semangatmu mengendur dan kepercayaanmu melemah ketika orang-orang yang menolak perbedaan itu bergabung dan menyerangmu. Yakinlah bahwa serangan yang mereka lakukan itu akan menghabiskan tenaga mereka. Sampai akhir zaman pun mereka tak akan berhasil. Sejarah telah membuktikan hal itu.

Perbedaan dan Keberagaman adalah sebuah keniscayaan. Tak seorang pun dapat menafikannya. Alam Semesta, Keberadaan Agung membuktikan hal itu. Bukti apalagi yang kau inginkan? Mereka yang buta memang tidak dapat melihat pembuktian itu. Kau tidak buta, aku tidak buta -- kita tidak buta.


Seorang teman mengaku "berani tampil beda" akan melakukan apa saja untuk mempertahankan "penampilan"-nya. Baik, no problem.


Tetapi janganlah memaksa orang Iain untuk menerima penampilanmu. Sisi Iain dari "kesepakatan untuk berbeda pendapat" adalah menghormati pendapat orang Iain. Jika kau bersikeras untuk mempertahankan penampilanmu, maka berilah kesempatan dan kebebasan yang sama kepada orang Iain untuk mempertahankan penampilannya.


"Sepanjang hari ini aku sepakat untuk menerima perbedaan pendapat". Jadikanlah  kalimat ini mantramu sctiap pagi. Ulangilah untuk mcmpcrbaharui keyakinanmu pada kebhinekaan, keberagaman, Perbedaan.

Narnun, janganlah berbeda pendapat hanya karena kau ingin  tampil bcda. Bcrbedalah ketika kau memang harus beda. Janganlah mcngada-ada.


Seorang teman memiliki kebiasaan untuk menolak saja, membantah apa saja. Sesaat at kemudian dia akan menerima apa yang telah ditolak dan dibantah sebelumnya. semacam ini adalah penyakit.


"Sepakat untuk Berbeda Pendapat" menjadi berarti Ketika kau sudah berupaya untuk memahami pendapat orang lain dan sungguh-sungguh tidak dapat menerimanya. Baru setelah itu :  I agree to disagree With you.

Jangan lupa: Apa yang kau tolak hari akan kau terima besok. Dan, apa yang kuterima barangkali kutolak besok.


Kesadaran kita senantiasa berkembang...


Baik penerimaan maupun penolakan, mutlak, Tak seorang pun dapat memutlakkan sesuatu. Hanyalah Perubahan yang barangkali mutlak. Itu pun, barangkali !


Sebab itu, ketegangan yang kita alami  perselisihan pendapat --- sungguh tidak berarti. sungguh tidak masuk akal. Tidak harus terjadi.


Sumber :

Anand Krishna. Vedanta : Memaknai Kembali Hindu Dharma. Pusat studi Veda dan Dharma. 2016. 271 hal


www.booksindonesia.com

Anand Krishna | Buku Meditasi Anand Krishna, Buku Yoga Anand Krishna (booksindonesia.com)

 

Youtube: Anand Krishna

Youtube : Anand Ashram

Panduan Meditasi Inner Journey bersama Anand Krishna (youtube.com)

 

Instagram : Anandkrishnaindo

Instagram : Oneearthretreat

Instagram : rshsatubumi

Instagram : Layurveda 

Tiktok : Anandkrishnaindo

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TENTANG ANAND KRISHNA


Bangga dengan akar budayanya dari peradaban Sindhu, Shintu, Indus, Indies, atau Hindia - di mana Kepulauan Nusantara adalah bagian darinya - Anand Krishna lahir di Solo, Jawa-Tengah (Indonesia), yang oleh Suk Ndi - Iontar-lontar kuno yang sudah berusia ribuan tahun - telah diramalkan sebagai Karma-Bhminya atau Bumi di mana ia mesti Berkarya.


Dr. Rajendra Prasad, Presiden India yang pertama ketika melihat Krishna kecil menyatakan, "Anak ini bukan anak biasa." Ramalan itu telah menjadi kenyataan. Tinggi menjulang bagaikan Gunung Meru yang legendaris, Anand Krishna seinchi pun tak bergeming dari jalan yang ditempuhnya, terlepas dari berbagai cobaan dan guncangan yang dihadapinya.


Selain  Yayasan Anand Ashram (berafiliasi dengan PBB) sebagai organisasi induk, Anand Krishna juga telah menginspirasi beberapa lembaga sosial dan pendidikan lainnya.


Presiden Indonesia keempat, K.H. Abdurrahman Wahid, mengakui kontribusinya dan berkata, "Bila kita menginginkan kedamaian, maka kita harus mendengar apa yang dikatakan Anand Krishna. "


Hingga kini dia telah memiliki warisan adiluhung hampir 160 judul buku yang sudah tersebar lebih dari 1.5 juta eksemplar dalam 18 tahun terakhir. Banyaknya orang dari berbagai latar kepercayaan yang menghadiri ceramah-ceramahnya adalah salah satu bukti nyata perwujudan visinya tentang "Satu Bumi, Satu Langit, Satu Kemanusiaan.


Saat diperkenalkan di Konvensi Guru Sangamam, Pertemuan para Pemandu Spiritual di New Delhi - India, 12 April 2012


www.anandashram.asia I www.ubudashram.org 

www.anandkrishna.org I www.charterforglobalharmony.org

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun