Mohon tunggu...
Muhammad AfzalulFalah
Muhammad AfzalulFalah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia setengah sadar

Hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Asri yang Menjunjung Tinggi Toleransi

3 Oktober 2023   22:09 Diperbarui: 3 Oktober 2023   22:12 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Plang Kampung Moderasi Beragama. Sumber: M.Saoqi Aryanadha

DESA JOLOTIGO merupakan desa yang berada di Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan yang bermukim di dataran tinggi dengan ketinggian +600mdpl. Desa yang terdapat julukan sebagai Kampung Moderasi Beragama ini terdapat 2 Agama, yaitu: Kristen dan Islam yang saling menjunjung tinggi bertoleransi.Desa Jolotigo terbagi menjadi Sembilan Dukuh yaitu: Dukuh Sinanas, Dukuh Karyomukti, Dukuh Simbar, Dukuh Kebonmanis, Dukuh Purbo, Dukuh Jolotigo, Dukuh Krasak, Dukuh Kraminan, dan Dukuh Purwoko. 

Desa Jolotigo mempunyai toleransi tinggi antar sesama umat beragama yang dapat dijadikan sebagai contoh kesatuan dan persatuan NKRI. Desa Jolotigo memiliki tempat Sembayang atau tempat ibadah yaitu, Gereja Bethel Indonesia Purbo (GBI Purbo), Gereja Kristen Jawa Purbo (GKJ Purbo), Masjid Jami' Baitul Taqwa, dan Musholla Al-Mu'minun. 

Selain menjadi Kampung Moderasi Beragama, Jolotigo terdapat tempat wisata yaitu Curug Bidadari yang terletak tidak jauh dari pusat desa tersebut. Desa Jolotigo memiliki Sekolah yaitu TK Kristen Bina Siwi Purbo, Sekolah Dasar Kristen Purbo dan SD Negeri 2 Jolotigo.

SD Kristen Purbo. Sumber:M.Saoqi Aryanadha
SD Kristen Purbo. Sumber:M.Saoqi Aryanadha

Sejarah masuknya agama Kristen di Desa Jolotigo, yaitu datang nya pekerja di PTP dari luar desa yang beragama Kristen, lalu bermukim di desa sehingga mempunyai banyak keturunan. 

Masyarakat Desa Jolotigo terbukti menjunjung erat toleransi beragama, sebab adanya murid yang beragama Islam yang di sekolahkan di Sekolah Kristen. 

Selain itu, terdapat sebuah pemakaman desa yang mungkin sangat jarang di temukan di daerah-daerah lain. Yaitu, pemakaman berbeda agama yang di jadikan satu kompleks pemakaman tanpa dipisah. 

Mata pencaharian warga desa Jolotigo adalah sebagai petani, peternak, dan buruh di PTPN IX Jolotigo yang tak jauh dari sekitar desa. Toleransi beragama di Masyarakat Desa Jolotigo sudah terlahir sejak usia dini, di mulai dari saling tidak mengejek satu sama lain, tidak membuat sara, dan tidak melakukan rasis.

Warga masyarakat Desa Jolotigo memiliki adat pernikahan jika ke-dua calon pasangan tersebut saling berbeda agama, yaitu dengan main politik untuk mempermudah pernikahan, biasanya salah satu calon pengantin mengalah untuk berpindah agama atau mengikuti agama pasangannya. 

Saat sudah mempunyai keturunan, biasanya anak tersebut mengikuti agama kedua orang tuanya. Jika anak sudah beranjak dewasa anak tersebut diberi kebebasan untuk memeluk atau memilih agama yang dituju.

Pada saat hari raya tiba dari kedua agama tersebut, biasanya masyarakat Desa Jolotigo saling berdatangan untuk mengucapkan Hari Raya ke beberapa rumah tetangganya untuk saling mengucapkan dan bersilaturahmi supaya mempererat tali persaudaraan dan toleransi antar umat beragama.

Contohnya, pada hari raya Idul Fitri umat agama Kristen mendatangi rumah orang yang beragama Islam untuk mengucapkan Hari Raya dan begitu pula kebalikannya pada Hari Raya Natal umat Islam berdatangan ke rumah orang Kristen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun