Adikku selalu bercerita
Teh, kenapa ya keluarga kita selalu diperlakukan berbeda..
Apakah karena kita orang tak punya sehingga tak layak diperlakukan sama dengan saudara yang lainnya..??
Tetangga pun terkadang angkuh dan mencela..
Ku lempar senyum di balas muka yang murka..
Apa salah kita??
Aaahh dinda.. Kenapa masih bertanya, bukankah sejak kecil kita sudah terbiasa berteman sedih dan susah neng.
Jika mereka tak menganggap kita saudara, Teteh pun malu menganggap mereka saudara, neng ingat kan kita ini orang tak punya. Teteh takut jika harus meminta bantuan pada mereka dan menyusahkan mereka neng.
Apapun keadaan kita sekarang kita harus tetap sabar dan bersyukur. Karena Allah menyukai orang-orang yang bersabar atas kesedihan yang menimpanya, dan menyukai orang-orang yang bersyukur atas besar dan kecilnya kebahagiaan atau rejeki yang Allah beri.
Teteh bersyukur meskipun kita menjadi orang yang kekurangan,karena dengan begitu kita bisa merasakan sakit dan perihnya menjadi orang tak punya, sehingga kita tidak akan tega melihat saudara kita yang kekurangan meminta bantuan kepada kita,dan akan membantu semampu kita.
Teteh tetap bersyukur menjadi orang yang tak berharta, dengan begitu teteh jadi tidak punya harta untuk disombongkan, tahu gak neng orang fakir itu termasuk kedalam golongan orang-orang yang pertama kali masuk Surga.
Rasulullah SAW bersabda,”…Adapun tiga orang yang pertama kali masuk surga adalah syahid, seorang hamba yang tidak disibukkan oleh dunia dan taat kepada RabbNya dan fakir yang memiliki tantang namun ia menjaga diri dari meminta-minta” (HR. Ahmad).
Orang-orang miskin akan masuk surga terlebih dahulu dari orang-orang yang kaya karena mereka tidak memiliki sesuatu untuk dihisab. Selisiih waktu antara keduanya adalah 40 tahun. (HR. Muslim).
Sedangkan orang kaya itu akan di tanyakan terlebih dahulu, dari mana hartamu engkau dapatkan, dan kemanakah hartamu engkau belanjakan??
Jadi gak usah sedih lagi ya neng? ^_^
Teteh sangat bersyukur tidak mempunyai kedudukan atau profesi yang bergengsi, karena dengan begitu teteh bisa tetap berusaha rendah hati, karena teteh tidak punya kedudukan dan profesi bergengsi untuk disombongkan.
Tidaklah masuk syurga barang siapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan yang sebesar biji zarah (atom) sekalipun (Hadist Riwayat Muslim).
Neng tahu apa itu kesombongan??
"Kesombongan adalah tidak mengakui kebenaran dan merendahkan orang lain"
Bahkan dengan tidak adanya harta dan kedudukan tinggi saja kita masih rawan kesombongan neng, dari hal-hal sepele saja kita bisa menjadi sombong, Astaghfirullah...
Betapa sering kita pamer akan barang-barang yang baru kita beli, walaupun kita menyampaikannya dalam candaan?
Betapa sering kita merasa bangga yang berlebih saat meyadari umur kita yang tergolong lebih muda di antara teman-teman kita?
Betapa sering kita merasa lebih pintar, lebih baik, lebih cekatan dan lebih lainnya dari orang lain?
Betapa sering kita memandang sebelah mata pada orang lain dan merasa diri saya jauh lebih baik?
Dan betapa sering kita mengjudge seseorang sombong? Padahal tanpa sadar kita telah menjadi sombong dengan merasa lebih tawadu’ dari orang tersebut?
Sungguh, kita masih hamba yang sombong. Bahkan sekarang pun teteh menjadi sombong dengan mengganggap diri teteh lebih baik dari orang lain karena menyadari kesombongan teteh di saat banyak yang lainnya tidak menyadarinya. Padahal sifat sombong itu hanyalah milik Allah. Teteh sungguh merasa malu dan takut. Astaghfirullaahal’aziim.
Saya masih hamba yang sombong. Tapi saya harap tidak selamanya begitu. Semoga Allah menghapuskan sifat sombong dari hati kita dan menggantinya dengan kerendahan hati. Aamiin.
Dinda.. Jika kita sedang merasa sedih dengan kemiskinan, Jangan meminta harta yang berlebih untuk mengusir sedihmu, tapi mintalah hati yang bersyukur atas segala yang kita miliki, dan mintalah hati yang sabar atas kesusahan yang kita hadapi.. Biarlah kita tak mempunyai rumah mewah di dunia, semua Allah membangunkan Istana di Surga jika kita mau bertaqwa. Biarlah kita tidak memiliki kedudukan tinggi di dunia, semoga kita mendapatkan derajat yang tinggi di akhirat kelak.. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H