[caption id="" align="aligncenter" width="517" caption="Ketua umum KOI, Rita Subowo ditunjuk oleh Kemenpora beraudiensi dengan FIFA, sebagai antisipasi agar Sepakbola Indonesia tidak mendapatkan sanksi oleh FIFA akibat pembekuan kepengurusan PSSI"][/caption]
Setelah resmi membekukan kepengurusan PSSI Sabtu (18/4), Kementrian Pemuda dan Olahraga langsung bergerak cepat dengan membentuk tim transisi yang diproyeksikan untuk memimpin organisasi PSSI yang baru. Selain berencana membentuk tim transisi, Kemenpora juga resmi menunjuk ketua umum KOI, Rita Subowo mewakili Pemerintah untuk berkoordinasi dan beraudiensi dengan FIFA yang merupakan induk organisasi tertinggi sepakbola dunia.
Penunjukan Rita Subowo ini bukan tanpa alasan, pasalnya selain Rita merupakan anggota International Olympic Committee (IOC), Rita juga dikabarkan memiliki hubungan persahabatan yang cukup baik dengan Presiden FIFA, Sepp Blatter. Dengan posisinya ini Rita diharapkan mampu memperoleh akses lebih besar untuk dapat bertemu dengan delegasi FIFA.
Ditunjuknya Rita Subowo sebagai utusan pemerintah ini bertujuan agar pemerintah dalam hal ini Kemenpora, dapat menjelaskan sekaligus berkoordinasi dengan FIFA perihal pembekuan kepengurusan PSSI sekaligus berusaha menghindarkan Indonesia dari sanksi yang kemungkinan besar dapat dijatuhkan kepada sepakbola Indonesia jika nantinya FIFA menganggap telah terjadi intervensi terhadap kepengurusan PSSI yang notabene merupakan anggota FIFA dan berafiliasi langsung dengan FIFA.
Langkah Kemenpora yang menunjuk Rita Subowo untuk berkoordinasi serta beraudiensi dengan FIFA ini patut diapresiasi, selain berusaha menghindarkan Indonesia dari sanksi FIFA, momen ini juga sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh Kemenpora sebagai langkah pendekatan awal jika rencana transisi kepengurusan baru PSSI benar-benar terwujud nantinya. Tujuan-nya tidak lain adalah agar langkah Kemenpora ini bisa mendapatkan pengakuan dari FIFA, bahkan jika memungkinkan FIFA turut serta mengakomodir langkah Kemenpora tersebut.
Karena pengakuan FIFA ini sangatlah penting bagi Kemenpora, dimana semua langkah yang dilakukan Kemenpora ini akan menjadi sia-sia belaka jika nantinya kengurusan PSSI yang baru bentukan Kemenpora tersebut ternyata tidak diakui oleh FIFA. Dan akan semakin mempersulit posisi pemerintah (dalam hal ini Kemenpora) jika ternyata FIFA lebih mengakui kepengurusan PSSI dibawah pimpinan La Nyala Mataliti yang notabene terbentuk atau terpilih berdasarkan mekanisme yang sesuai dengan statute FIFA yaitu melalui mekanisme Kongres.
Menarik untuk ditunggu kelanjutan dari kisruh sepakbola yang tak kunjung usai ini, namun yang pasti dan patut untuk digaris bawahi adalah jika upaya Kemenpora ini nantinya menemui jalan buntu, maka mau tidak mau Kemenpora harus bisa duduk bersama dengan PSSI dibawah pimpinan La Nyalla Mataliti untuk melakukan mediasi, dialog dan lain sebagainnya untuk mencari titik temu penyelesaian konflik antar dua kubu ini sekaligus mencari solusi terbaik menyelamatkan sepakbola Indonesia.
Karena kita tidak bisa terus menerus melihat sepakbola Indonesia hanya berkutat dipusaran konflik dan masalah, sementara Negara lain khususnya dikawasan Asia Tenggara, sedang sibuk-sibuknya menata dan membangun kekuatan persepakbolaanya. Mundurnya pelatih klub Mitra Kukar serta dibatalkannya agenda ujicoba Timnas U-23 oleh federasi sepakbola Vietnam akibat kisruh yang terjadi dipersepakbolaan Indonesia, adalah bukti serta tanda bahwa polemik yang terjadi saat ini akan berdampak negatif dan semakin meluas apabila kedepannya konflik yang terjadi antara PSSI dan Kemenpora ini tidak segera ditemukan solusi penyelesaiannya.
Salam,,,
Sumber Rujukan:
Ketua KOI ditugaskan Kemenpora beraudiensi dengan FIFA
VFF batal ajak Indonesia U-23 Beruji coba
Kompetisi ditunda Scoot Cooper mundur dari Mitra Kukar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H