Mohon tunggu...
AF Yanda
AF Yanda Mohon Tunggu... wiraswasta -

Suka sepak bola dari lahir,,, Tifosi Milan (Milanisti),,,

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

4 Poin Krusial Tugas Tim Transisi Kemenpora, Mungkinkah Terealisasi?

9 Mei 2015   08:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1431149928778459979

[caption id="attachment_416139" align="aligncenter" width="600" caption="PSSI/Kompas-Agus Susanto"][/caption]

Setelah kemarin, Jumat (08/05) Kemenpora mengumumkan 17 nama anggota tim transisi, banyak wacana yang berkembang khususnya dikalangan insan sepakbola Indonesia terkait eksistensi tim transisi bentukan Kemenpora ini kedepannya. Apakah nantinya mereka benar-benar dapat mengubah wajah sepakbola Indonesia menjadi lebih baik, atau justru sebaliknya kehadiran mereka ini hanya akan menjadi angin lalu saja dalam arus konflik yang terjadi antara Kemenpora dan PSSi saat ini.

Bukan tanpa alasan mengapa banyak pihak yang meragukan kinerja tim transisi bentukan Kemenpora ini sebenarnya, selain karena dari 17 nama anggota tim transisi ini hanya sebagian kecil yang pernah berkecimpung di dunia sepakbola, tugas yang akan diembannya ini juga sangat berkaitan dan bergantung terhadap sikap dan dukungan pihak lain yang memiliki keterikatan langsung dengan PSSI.

Poin pertama tugas tim transisi ialah melakukan tugas PSSI karena seluruh kegiatan PSSI dibekukan melalui keputusan Menteri tanggal 17 April.

Belum jelas tugas PSSI seperti apa yang akan dijalankan oleh tim transisi ini nantinya. Dan siapa nantinya dari pihak PSSI yang akan membantu mereka dalam menjalankan seluruh kegiatan PSSI pasca dibekukannya kepengurusan PSSI dibawah naungan La Nyalla Mataliti. Namun berdasarkan kabar yang berkembang di media, bahwa Kemenpora sudah menyiapakn road map/ blue print terkait masa depan dan langkah-langkah yang akan diambil untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia sebagai acuan bagi tim transisi dalam melakukan tugasnya nanti.

Tugas kedua tim transisi ialah memastikan pengiriman pemain timnas Indonesia untuk bermain di ajang internasional seperti SEA Games 2015 dan Kualifikasi Pra Piala Dunia 2018.

Poin kedua ini menjadi sangat krusial, dimana dua ajang ini juga bergantung kepada putusan FIFA, dimana jika berdasarkan rapat exco FIFA tanggal 29 Mei 2015 nanti ternyata ultimatum yang diberikan oleh FIFA kepada PSSI untuk menyelesaikan konflik dengan Pemerintah (Kemenpora) tidak terealisasi, maka kemungkinan besar sepakbola Indonesia akan mendapatkan suspend dari FIFA.

Dan ini artinya Indonesia tidak akan bisa bermain diseluruh ajang atau kejuaraan resmi dibawah naungan FIFA termasuk ajang kualifikasi Piala Dunia 2018. Jika sudah begini maka poin kedua tugas tim transisi ini kemungkinan besar sulit untuk terealisasi. Dibutuhkan upaya nyata dari pihak Kemenpora untuk bisa berusaha memberikan penjelasan dan meyakinkan FIFA agar langkah mereka ini sebisa mungkin mendapatkan pengakuan dari Federasi sepakbola tertinggi dunia ini sebelum tenggat waktu yang diberikan oleh FIFA habis.

Poin ketiga tugas tim transisiialah memastikan bergulirnya kompetisi Liga Indonesia di berbagai level, baik itu Indonesia Super League, Divisi Utama, dan Liga Nusantara.

Poin inipun sama krusialnya seperti poin kedua diatas, tugas tim transisi di poin ketiga ini sangat bergantung pada sikap dari para peserta kontestan kompetisi dan juga operator kompetisi. Untuk operator kompetisi memang dimungkinkan untuk dapat diganti dengan operator baru jika nantinya PT.Liga Indonesia tetap menolak menjalankan roda kompetisi dibawah supervisi Kemenpora dan tim transisi.

Namun untuk dapat mengajak klub kontestan kompetisi bermain dikompetisi dibawah supervisi Kemenpora adalah tugas yang cukup berat bagi tim transisi ini nantinya. Sama-sama kita ketahui bahwa berdasarkan hasil pertemuan PT.Liga Indonesia dan juga seluruh kontestan liga baik ISL maupun divisi utama, semuanya sepakat untuk menolak berkompetisi selain dibawah supervisi PSSI yang hingga saat ini masih diakui keberadaanya oleh FIFA.

Menarik ditunggu langkah apa yang akan diambil oleh tim transisi ini nantinya, agar klub peserta kompetisi mau berkompetisi dibawah supervisi mereka dan Kemenpora, yang pasti jika klub kontestan kompetisi, baik seluruhnya atau sebagian besarnya menolak langkah tim transisi ini nantinya, maka dapat dipastikan poin ketiga inipun akan sulit untuk direalisasikan.

Poin terakhir tugas tim transisi ini ialah memfasilitasi kepengurusan PSSI yang baru dengan tetap mengacu kepada mekanisme FIFA.

Inipun akan menjadi tugas sulit bagi tim transisi, dimana untuk bisa merealisasikan tugas tersebut, tim tranisisi harus bisa bersinergi dengan pemilik suara sah (voters) mayoritas yang merupakan bagian dari  PSSI dimana sebagian besar anggotanya merupakan klub-klub kontestan kompetisi Liga Indonesia. Pendekatan secara intens memang perlu dan wajib dilakukan oleh tim transisi kepada para voters ini nantinya agar tugas mereka membentuk kepengurusan PSSI baru sesuai dengan mekanisme FIFA dapat benar-benar terealisasi.

Dalam pelaksanaanya nanti para anggota tim transisi ini akan dibantu oleh tim teknis yang akan diisi oleh orang-orang yang “katanya” memiliki kompetensi dibidang sepakbola, yang anggotanya akan ditunjuk langsung oleh tim transisi. Kabar terbaru menyebutkan jika tim transisi ini nantinya akan diundang secara resmi oleh Kemenpora pekan depan untuk membahas serta membaca blue print/road map hasil dari rancangan pemetaan yang dibuat oleh Kemenpora terkait masa depan sepakbola Indonesia dalam jangka waktu hingga 2025 mendatang dengan tagline “Indonesia Memanggil”.

Kita tunggu saja gebrakan serta langkah nyata dari tim transisi bentukan Kemenpora ini nantinya. Yang pasti sebagai supporter dan pecinta sepakbola nasional kita hanya bisa berdoa dan berharap agar karut marut serta konflik yang terjadi dipersepakbolaan Indonesia saat ini bisa segera diselesaikan, entah itu melalui jalan jalur mediasi, melalui jalur hukum, atau melalui jalur lain yang pastinya harus sesuai dengan mekanisme atau aturan-aturan yang berlaku.

Salam,,,

Rujukan:

Link 1

Link 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun