[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="gambar: kompas.com"][/caption]
PT.Liga Indonesia selaku operator kompetisi Liga Indonesia secara mengejutkan resmi menghentikan sementara kompetisi Indonesia Super League musim 2015, hal ini terkait kisruh yang terjadi antara PSSI dan kemenpora yang tak kunjung usai, yang berimbas pada tidak keluarnya izin pertandingan oleh Kepolisian yang mendapatkan mandat serta instruksi langsung Pemerintah (Kemenpora) akibat tidak diakuinya kepengurusan PSSI oleh Pemerintah.
Kompetisi ISL yang mestinya kembali digelar pekan kemarin setelah mengalami penundaan akibat masalah serupa, akhirnya gagal terlaksana akibat tidak keluarnya izin dari pihak kepolisian ini. Bukan hanya kompetisi ISL, kompetisi Divisi Utama yang sedianya akan bergulir pada akhir bulan inipun batal terlaksana juga karena tidak mendapatkan izin penyelenggaraan pertandingan dari pihak Kepolisian.
Kompetisi ISL saat ini makin tidak jelas setelah PSSI melalui ketua umum barunya yaitu La Nyalla Matalitti mengancam akan menghentikan Kompetisi musim ini jika hingga tanggal 02 Mei 2015 Kemenpora tidak mengeluarkan izin pertandingan kompetisi dan mencabut keputusan pembekuan kepengurusan PSSI dibawah komando ketua umum barunya yaitu La Nyalla Mataliti.
Beberapa jam yang lalu PSSI beserta Operator Liga dan seluruh perwakilan Manajemen klub peserta kompetisi ISL mendatangai kantor Kemenpora untuk memenuhi undangan Kemenpora terkait pembahasan kelanjutan Kompetisi Liga Indonesia. Meski sebenarnya yang mendapat undangan hanya Operator Liga yaitu PT.Liga Indonesia dan 16 klub peserta kompetisi (Minus Arema dan Persebaya), namun setelah melakukan rapat koordinasi dengan pengurus PSSI kemarin, akhirnya para pihak yang mendapat undangan sepakat untuk datang memenuhi undangan Kemenpora bersama dengan dua klub yang belum mendapatkan rekomendasi oleh Kemenpora yaitu Arema Malang dan Persebaya Surabaya.
Kedatangan mereka ini bukan hanya untuk membahas tentang kelanjutan kompetisi seperti apa yang telah dijadwalkan oleh pihak Kemenpora, tapi juga untuk mempertanyakan alasan Kemenpora tidak mengeluarkan izin penyelenggaraan Kompetisi sekaligus meminta Kemenpora untuk mengakui kepengurusan PSSI dibawah pimpinan La Nyalla Mataliti. Disisi lain diundangnya PT.Liga Indonesia serta 16 kontestan ISL ini oleh Kemenpora dimaksudakan agar PT.Liga Indonesia tetap menjalankan kompetisi namun dibawah kontrol Pemerintah bukan PSSI.
Belum ada hasil positif dalam pertemuan ini, meski Kemenpora mengizinkan kompetisi ISL musim ini berjalan dengan 18 kontestan termasuk Persebaya dan Arema dengan PT.Liga Indonesia tetap menjadi operator Liga. Hal ini disebakan lantaran belum adanya kesepakatan konkret antara PT.Liga Indonesia, pihak klub dan Kemenpora tentang siapa yang akan menjadi penyelenggara kompetisi nantinya.
Usul yang dikemukakan Kemenpora ialah Liga harus tetap berjalan dengan18 tim dibawah kontrol Pemerintah melalui tim transisi bentukan Kemenpora dengan tidak menyertakan PSSI yang saat ini telah dibekukan kepengurusannya oleh Kemenpora. Namun usul itu belum bisa diterima baik oleh PT.Liga Indonesia maupun 18 klub kontestan ISL lantaran keputusan atas usul tersebut harus dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) dimana pemegang saham mayoritas berada ditangan klub peserta kompetisi.
CEO PT. Liga Indonesia pun mengatakan bahwa keputusan terkait pihak mana yang akan menjalankan kompetisi nantinya apakah PSSI atau pemerintah baru akan dibahas dalam pertemuan berikutnya dengan Kemenpora. Namun usulan Kemenpora tersebut akan dibahas terlebih dulu oleh PT.Liga Indonesia, para klub peserta Kompetisi dan juga PSSI dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Kisruh sepakbola yang terjadi antara pihak Kemenpora dan PSSI kian meruncing, ini merupakan buntut dari dibekukannya kepengurusan PSSI oleh Pemerintah (Kemenpora). Konflik inipun kian memanas setelah PSSI melalui tim kuasa hukumnya melayangkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) beberapa waktu yang lalu.
Konflik inipun akhirnya berimbas buruk terhadap jalannya kompetisi Liga Indonesia musim ini. Sempat terunda beberapa bulan, akhirnya laga perdana Kompetisi ISL bisa kembali bergulir diawal bulan ini, hanya saja di pekan ketiga, kompetisi kembali terhenti setelah PSSI memutuskan untuk menunda sementara kompetisi akibat konflik yang terjadi antara mereka dengan Kemenpora.
Menarik dinanti kelanjutan dari usulan Kemenpora ini, apakah nantinya operator liga dan juga para kontestan kompetisi menyetujui usulan ini, atau mereka bersikukuh menolak usulan tersebut dengan tetap berkompetisi dibawah naungan PSSI dibawah pimpinan La Nyalla Mataliti.
Kita sebagai supporter dan pecinta sepakbola Indonesia hanya bisa berharap semoga akan ada hasil positif kedepannya dari pertemuan antara Kemenpora, pihak klub dan juga operator liga hari ini. Yang pasti siapapun penyelenggaranya apakah Pemerintah atau PSSI, Kompetisi harus harus tetap berjalan, karena jika kembali ditunda atau dihentikan sementara waktu akan berimbas kurang baik bagi persepakbolaan Indonesia kedepannya termasuk bagi para pelaku sepakbola yang ada didalamnya.
Salam,,,
Rujukan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H