Mohon tunggu...
AF Yanda
AF Yanda Mohon Tunggu... wiraswasta -

Suka sepak bola dari lahir,,, Tifosi Milan (Milanisti),,,

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Dilema Naturalisasi

24 Maret 2015   11:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:08 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bio Paulin Pierre / bola.kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Bio Paulin Pierre / bola.kompas.com"][/caption]

Akhirnya penantian panjang Bio Paulin Pierre untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang sah terwujud setelah pemerintah melalui presiden Joko Widodo menyetujui permohonan bek jangkung asal tim Persipura ini untuk menjadi WNI. Beberapa hari yang lalu Bio resmi menyandang status sebagai warga Negara Indonesia setelah mengambil sumpah di gedung Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi papua di Kotaraja, Jayapura. (sumber)

Dengan telah resminya bek yang berasal dari Negara Kamerun ini menjadi WNI ini maka dipastikan Bio dapat membela Timnas Indonesia diseluruh ajang ataupun even Internasional yang diikuti. Yang paling dekat adalah dua pertandingan ujicoba Timnas Indonesia yaitu melawan Timnas Kamerun pada tanggal 25 Maret dan Timnas Myanmar pada tanggal 30 Maret. Meski PSSI telah resmi merilis 23 nama pemain yang akan tampil di dua laga ujicoba ini, namun bukan tidak mungkin PSSI akan memanggil Bio Paulin untuk turut serta tampil didua laga ujicoba Internasional nanti.

Sebelum Bio sudah ada beberapa pemain asing yang akhirnya berstatus sebagai WNI setelah permohonannya dikabulkan oleh pemerintah Indonesia, mereka diantaranya Diego Michels asal klub Mitra Kukar, Victor Igbonefo asal klub Arema Malang, Greg Nwokolo asal klub Persija Jakarta, Rafael Maitimo asal klub Sriwijaya FC, Sergio Van Dijk mantan striker Persib Bandung, dan Christian “El Locco” Gonzales asal klub Arema Malang. Para pemain inipun sudah pernah tampil membela Timnas Indonesia dan beberapa diantranya tampil membela Timnas Indonesia diajang AFF Cup tahun lalu.

Menjadi pertanyaan ialah, dengan semakin bertambahnya pemain naturalisasi di Indonesia apakah kedepannya sepakbola Indonesia khususnya Tim Nasional akan didominasi serta bertumpu pada pemain-pemain Naturalisasi ini ? dan yang paling penting apakah dengan masuknya pemain naturlasiasi ini akan berdampak positif bagi perkembangan sepakbola Indonesia kedepannya khususunya dalam pembinaan pemain-pemain usia muda?

Karena bukan tidak mungkin pengajuan atau permohonan untuk menjadi WNI (naturalisasi) ini masih akan terus berlansung, mengingat di Liga Indonesia sendiri terdapat beberapa nama pesepakbola yang secara administratif sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi Warga Negara Indonesia dan secara pribadi beberapa diantranya siap untuk membela Timnas Indonesai.

Tidak ada yang salah sebenarnya dengan adanya pemain-pemain naturalisasi ini di skuad Timnas Indonesia, karena Negara-negara yang sepakbolanya maju pun beberapa diantaranya mengandalkan pemain-pemain naturalisasi. Akan menjadi masalah apabila kehadiran pemain naturalisasi ini justru berpotensi mendominasi serta menggeser posisi talenta-talenta lokal Indonesia yang sebenarnya secara kualitas atau skill dalam bermain tidak jauh berbeda dari pemain-pemain naturalisasi ini, yang jika terus menerus terjadi justru dapat mematikan perkembangan sepakbola Indonesia itu sendiri khususnya dalam hal pembinaan sepakbola Indonesia dikemudian hari.

Langkan untuk mengeluarkan kebijakan naturalisasi ini sebenarnya patut dipertanyakan, alasan mengizinkan adanya pemain naturlisasi didalam skuad Timnas sejatinya untuk memajukan prestasi sepakbola Indonesia (dalam waktu singkat), namun fakta dilapangan membuktikan bahwa keberadaan para pemain naturalisasi ditubuh Timnas saat ini tidak memiliki pengaruh besar untuk kemajuan dan prestasi sepakbola nasional beberapa waktu belakangan ini.

Salah satu contoh nyata dan dapat dijadikan indikator ialah kala Timnas babak belur diajang AFF Cup tahun lalu, dimana sebenarnya didalam skuad Timnas senior sendiri dihuni oleh sebagian pemain naturalisasi. Ada empat pemain naturalisasi yang bermain saat itu. Tapi faktanya keberadaan mereka tetap tidak mampu membawa Timnas Indonesia menjadi jawara di ajang dua tahunan tersebut.

Menarik untuk disimak pernyataan pelatih Timnas Indonesia U-19 coach Indra Sjafri beberapa waktu yang lalu kala ia masih menukangi Timnas U-19, ia mengatakan bahwa haram bagi tim asuhannya untuk mengambil pemain naturalisasi karena di Indonesia sendiri tidak akan pernah kekurangan pemain dan banyak generasi muda yang berpotensi di bidang sepak bola. (sumber)

Apa yang diucapkan Indra Sjafri ini sangatlah tepat, Indonesia tidak akan pernah kehilangan dan kekurangan talenta-talenta pesepakbola handal, dapat dibuktikan ketika para talenta-talenta muda ini mampu bersaing dengan Negara-negara yang maju sepakbolanya dalam turnamen turnamen Internasional yang diikuti seperti diajang Danone Nations Cup dan Piala AFF U-19 beberapa waktu yang lalu.

Tidak salah jika Timnas Indonesia saat ini menggunakan jasa para pemain naturalisasi untuk memacu perkembangan serta kemajuan sepakbola Nasional, namun kita tidak selamanya dapat bertumpu dengan hanya mengandalkan pemain-pemain naturalisasi ini untuk sekedar mengejar gelar juara atau prestasi, karena disepakbola akan selalu ada regenerasi, dan regenerasi paing mungkin dilakukan dengan cara pembinaan bakat-bakat pesepakbola muda bukan dengan proses naturalisasi.

Faktor yang paling penting untuk kemajuan sepakbola suatu Negara ialah pembinaan, dimana akademi-akademi sepakbola di tiap-tiap Negara menjadi kunci utama kemajuan sepakbola Negara tersebut, salah satu contoh akademi sepakbola maju di dunia adalah akademi “La Masia” milik klub Barcelona, dimana akademi ini melahirkan banyak talenta-talenta berbakat yang akhirnya menjadi tumpuan Timnas Spanyol kala berhasil menyabet gelar sebagai jawara dunia dan Eropa.

Dan pembinaan pesepakbola inilah yang masih dilakukan setengah hati oleh induk sepakbola Indonesia. Akademi sepakbola atau Sekolah Sepak Bola Indonesia sebagai wadah untuk menggembleng para talenta-talenta berbakat sebelum akhirnya berkarir sebagai pesepakbola professional ini kurang mendapatkan support dari pemerintah maupun PSSI. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang serta tidak adanya kompetisi berjenjang untuk pemain-pemain usia muda ini adalah salah satu faktor mengapa sepakbola Indonesia sulit untuk maju dan bersaing dengan Negara-negara lain.

Akhirnya semua kembali ke PSSI dan Pemerintah, apakah mereka akan terus mengandalkan proses naturlisasi sebagai jalan singkat untuk memajukan sepakbola nasional, serta meraih suatu gelar juara atau prestasi, atau mereka akan serius membuat program-program pembinaan usia muda sebagai langkah untuk memajukan sepakbola nasional secara bertahap.

Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah dan PSSI untuk mengembangkan pembinaan pemain muda di Indonesia, salah satunya yang bisa dilakukan dalam waktu dekat ini ialah dengan mendirikan akademi-akademi sepakbola disetiap pelosok daerah di Indonesia, mensupport akademi-akademi sepakbola yang sudah ada, serta membuat kompetisi berjenjang yang tujuannya untuk mencari dan menemukan bibit-bibit pesepakbola potensial, yang nantinya bukan hanya dapat membawa nama Indonesia menjadi salah satu Negara yang berprestasi dalam bidang sepakbola, tetapi juga diharapkan mampu mencetak talenta-talenta berbakat professional untuk dapat dilirik, bersaing dan bermain di klub-klub besar dunia khususnya di kawasan Eropa suatu hari nanti.

Semoga,,,

Sumber Rujukan:

bola.kompas.com

bola.kompas.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun