Kekalahan Timnas Indonesia atas Syria dengan skor 0-2 tadi malam benar-benar menunjukkan bahwa sebaik-baiknya kemampuan individu pemain kita namun jika tidak ditunjang dengan persiapan yang matang, maka hasilnya pun tetap akan mengecewakan. Tidak bisa dipungkiri memang alasan persiapan yang mepet tetaplah menjadi alasan utama mengapa permainan Timnas tadi malam sangat mengecewakan, koordinasi serta komunikasi antar lini tidak berjalan baik yang akibatnya permainan Timnas menjadi sangat monoton dan tidak terpola.
Kelemahan yang sangat mencolok yang terlihat di dua uji coba terakhir ialah lini pertahanan dan lini tengah, koordinasi antar kedua lini ini ketika mengantisipasi serangan lawan tidak berjalan dengan baik, terbukti beberapa kali lawan mampu masuk dengan mudah ke pertahanan kita tanpa ada pressure ketat dari pemain bertahan maupun gelandang bertahan. Rapuhnya lini belakang juga diperparah dengan cideranya sejumlah pemain bertahan Timnas, yang sebenarnya merupakan tokoh sentral di lini pertahanan Timnas., para pemain ini diantaranya Hamka Hamzah. Victor Igboneffo, dan Supardi. Dua nama terakhir belum bisa dipastikan masuk dalam skuad Timnas karena masih dalam pemantauan Tim pelatih, sedangkan Hamka Hamzah dipastikan tidak akan masuk dalam skuad, karena cidera yang dideritanya tidak akan pulih dalam waktu dekat. Coach Riedl tampaknya harus bepikir keras mengantisipasi masalah ini.
Jika melihat komposisi skuad yang dimiliki Alfred Riedl sudah jelas bahwa komposisi pemain yang dimiliki Timnas Indonesia saat ini ialah komposisi terbaik, khusunya untuk lini depan. Skuad Timnas Indonesia sebagian besar diisi olah pemain yang memiliki skill Individu yang bisa dibilang lumayan jika kita berbicara level Asia Tenggara. Namun apalah artinya semua itu jika skill indivisdu itu tidak dibarengi dengan kekompakan atau komunikasi yang baik antar pemain ketika dilapangan. Apa yang terjadi di pertandingan semalam membuktikan, meskipun skuad Timnas khususnya starting eleven yang dimainkan dalam pertandingan semalam ialah pemain yang memiliki skill individu yang lumayan, namun karena koordinasi antar pemain tidak berjalan dengan baik, maka semuanya akan sia-sia.
Terlepas dengan dua hasil ujicoba terakhir yang dilakoni Timnas saya sangat yakin Alfred Riedl menyadari kelemahan para pemainnya itu, saya juga yakin ada strategi atau taktik yang sebenarnya masih dirahasiakan oleh Alfred untuk menghadapi turnamen AFF nanti, karena bisa jadi uji coba semalam dipantau langsung oleh perwakilan kesebalasan lawan, yang tadi malam sempat tersorot oleh kamera televisi diawal-awal babak pertama. Sepertinya Alfred tidak ingin strategi nya nanti di ajang AFF terbaca oleh lawan dan menjadi batu sandungan Timnas ketika berlaga di ajang AFF nanti seperti apa yang terjadi dengan Timnas U-19 kita diajang Piala Asia.
Jika kita flashback lagi kebelakang tepatnya pada ajang AFF tahun 2010 lalu, dimana Timnas saat itu melakukan ujicoba sebagai persiapan akhir menuju AFF dengan menghadapi Timnas Uruguay yang saat itu merupakan Semi-Finalis Piala Dunia 2010 sebagai lawannya.. Dalam pertandingan tersebut Alfred menginstruksikan pemainnya untuk bemain bertahan, bermain dengan bola-bola panjang langsung kedepan yang sebenarnya sangat tidak efektif, Timnas pun dicukur habis oleh Timnas Uruguay dengan skor mencolok 7-1.
Namun apa yang terjadi ketika Timnas tampil di ajang AFF jauh berbeda dengan uji coba yang dilakoni Timnas saat melawan Uruguay, tidak ada strategi bertahan, Indonesia bermain menyerang dari menit awal, dengan umpan pendek satu dua sentuhan yang menjadi ciri khas dan andalan coach Alfred. Jika dipertandingan melawan Uruguay serangan bertumpu pada Boas Salossa dengan mengandalkan umpan langsung pemain belakang ke depan, namun berbeda ketika Timnas bermain di ajang AFF, serangan lebih bertumpu pada sektor sayap, dimana sektor itu diisi oleh Okto Maniani dan M.Ridwan, ditopang oleh Firman Utina sebagai creator serangan dibantu oleh dua bek sayap Timnas pada saat itu yang ditempati Zulkifli Syukur dan M. Nasuha yang memudahkan para penyerang Timnas kita seperti Christian Gonzales untuk menjebol gawang lawan.
Skenario serupa mungkin sedang dimainkan oleh Alfred Riedl semalam, ia tampaknya masih menyembunyikan taktik atau strategi permainan Timnas untuk ajang AFF nanti, bahkan untuk pemain yang akan menempati starting eleven pun masih sulit untuk diterka. Formasi 4-2-3-1 yang diterapkan oleh Alfred dibeberapa ujicoba belum tentu akan diterapkan Alfred diajang AFF nanti, mengingat sebagian besar pemain yang ada di skuad Timnas khususnya dilini tengah dan depan mampu bermain dibeberapa posisi dengan baik.
Yang pasti kondisi Timnas saat ini dengan Timnas pada ajang AFF tahun 2010 lalu sangatlah berbeda, perbedaan tersebut terletak pada masalah persiapan. Jika pada AFF tahun 2010 lalu Alfred mempunyai waktu cukup lama untuk mempersiapkan tim berbeda dengan persiapan Timnas menuju AFF tahun ini yang terkesan sangat mepet dan penuh kendala, Alfred hanya memiliki waktu beberapa pekan mempersiapkan tim serta mematangkan strategi permainan sebelum berlaga di ajang AFF nanti, belum lagi Alfred harus mensiasati rapuhnya lini belakang akibat ditinggal oleh beberapa pemainnya yang mengalami cidera.
Apapun itu kita sebagai masyarakat serta supporter Timnas harus tetap optimis bahwa para punggawa Timnas Indonesia akan bisa berbicara banyak di ajang ini dan mampu merebut gelar juara AFF tahun ini untuk pertama kalinya terlepas dari banyaknya kendala yang dihadapi oleh Timnas Indonesia saat ini.
Salam,,,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H