Ditengah hingar bingar kegaduhan sepak bola bangsa ini akibat banyaknya insiden yang terjadi di liga domestik, baik di kompetisi ISL maupun Divisi Utama yang mencoreng dan memalukan bangsa kita yang tercinta ini, ternyata masih ada sekelumit cerita inspiratif dari salah satu kontestan yang berlaga di kompetisi sepak bola tertinggi Indonesia Super League. Kontestan tersebut adalah tim Persipura Jayapura, setelah diterpa kabar tidak sedap pasca di tinggal oleh sang pelatih kepala Jacksen F Tiago tanpa alasan yang jelas ditengah kompetisi yang sedang bergulir, ditambah lagi dengan rentetan hasil negatif dari beberapa pertandingan yang mereka lakoni di babak delapan besar ISL hampir saja membuat tim ini gagal lolos ke partai Semi-Final, harusnya membuat langkah tim ini dalam mengarungi sisa kompetisi menjadi sangat berat.
Namun nyatanya tidak demikian, pasca ditinggal oleh sang pelatih, tim Persipura justru semakin menggeliat dan menunjukan tajinya dengan meraup kemenangan ditiga laga sisa babak delapan besar ISL dan menempatkan mereka sebagai juara grup 1 dengan total poin 12 dari hasil empat kali menang dan dua kali kalah, diikuti oleh Arema Cronous diposisi kedua setelah lolos secara dramatis dipertandingan terakhir saat berhadapan dengan Semen Padang dengan skor 2-2 dan diwarnai dengan keputusan kontroversial yang lagi lagi dipertontonkan oleh “wasit” ketika memimpin jalanya pertandingan.
Lolos nya Persipura Jayapura sebagai juara grup sebenarnya diluar prediksi, karena di putaran pertama Persipura sebenarnya menempati posisi ketiga setelah hanya memperoleh satu kemenangan dan dua kali kalah. Keadaan semakin sulit ketika diputaran kedua saat mereka berusaha bangkit justru ditinggal oleh Pelatih Kepala mereka Jacksen F Tiago, yang diketahui pada saat yang sama sedang melatih tim Danone Nations Cup 2014. Belum ada alasan yang jelas mengapa Jacksen meninggalkan tim justru ketika tim berada dalam kondisi sulit dan tertekan, bahkan sebenarnya Jacksen pun masih terikat kontrak dengan Persipura hingga berakhirnya kompetisi musim ini, tersiar kabar di beberapa media cetak maupun elektronik bahwa Jacksen sudah mendapat beberapa tawaran kontrak dari klub lain, namun hingga saat ini belum ada konfirmasi dari pihak yang bersangkutan perihal berita tawaran kontrak dari klub lain tersebut.
Dengan kondisi yang serba dilematis tersebut Persipura Jayapura mau tidak mau harus menghadapi putaran kedua dengan mengoptimalkan seluruh kemampuan yang ada agar bisa memetik hasil positif ditiga laga sisa untuk dapat membuka asa mereka lolos ke babak Semi-Final kompetisi ISL. Dibawah asuhan Mettu Duaramuri yang notabene merupakan asisten pelatih Jacksen F Tiago, Persipura tampil beringas dengan mencuri tiga kemenangan di tiga laga sisa mereka yaitu menang didua laga kandang dan satu laga tandang, diantaranya saat melawan Semen Padang mereka mampu menang dengan skor 1-0, lalu menang tipis 2-1 saat menghadapi Arema, dan menang dramatis 1-4 saat bertandang ke kandang Persela Lamongan. Dengan hasil yang memuaskan ini Persipura akhirnya keluar sebagai juara grup dengan mengumpulkan dua belas poin dan berhak melaju kepartai Semi-Final berhadapan dengan Runner-Up grup 2 yang masih diperebutkan oleh tiga tim yaitu Persebaya, PBR, dan Mitra Kukar, yang baru akan bertanding sore ini.
Cerita diatas setidaknya masih bisa membuat kita para pecinta sepak bola Indonesia bernafas lega, pasalnya ditengah kacaunya persepakbolaan tanah air khususnya di liga domestik kita ini, ternyata masih ada cerita inspiratif dari sebuah tim dari tanah Papua yang dengan segala keterbatasan yang ada mampu berjuang untuk bisa memperoleh kemenangan dengan “keringat dan kerja keras mereka sendiri” tanpa mengandalkan pihak manapun. Kegigihan dan perjuangan Persipura patut diapresiasi dan dicontoh oleh tim lain di Indonesia bahwa keterbatasan, kekurangan dan segala rintangan bukan penghalang bagi mereka untuk bisa berprestasi dan memberikan yang terbaik bagi tim , suporter dan masyarakat papua khususnya. Perjuangan mereka ini memberi pesan pada kita semua bahwa apapun rintangan dan cobaannya hadapilah dengan Jantan dan kepala tegak apapun hasilnya nanti bukanlah yang terpenting, yang penting adalah bagaimana usaha dan perjuangan kita untuk bisa memperoleh apa yang kita inginkan tersebut.
Intinya jangan bermental seperti pengecut “Kalah Sebelum Bertanding atau Bertanding Tapi Maunya Kalah,,,"
Salam,,,
Sumber foto: bola.kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H