Mohon tunggu...
afwi zulfa
afwi zulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya akan mencoba suka dengan menulis, saya tertarik dengan hal-hal baru yang belum pernah saya temui.

Selanjutnya

Tutup

Music

Interpretasi Teori Penjulukan 'Satanic' pada Band Hindia

22 November 2023   14:44 Diperbarui: 22 November 2023   14:53 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/uqtRroUNj336v5HJ6

Baru baru ini, platform media sosial gempar dengan adanya berita salah satu grup band di Indonesia (Hindia)yang menganut satanis ketika mereka konser di Jakarta Timur pada hari Sabtu tanggal 30 September 2023 lalu. Saya yang merupakan salah satu penggemar musik Hindia merasa aneh, karena selama ini yang saya tangkap dari band ini yaitu lirik-lirik lagunya yang relate dengan kehidupan sehari-hari dan merupakan kritik sosial, tidak mengandung unsur 'satanic'. Band Hindia juga merupakan band yang bertema indie. Lirik yang disampaikan memang terkesan seperti tidak wajar, tetapi itulah ciri khas Hindia untuk mengungkapkan realita-realita kehidupan yang memang keras. Masyarakat banyak ynag kemudian salah paham ketika konser di Jakarta kemarin, Hindia mempunyai tema yang mungkin sensitif terkait agama maupun sosial, yaitu adanya patung yang diduga 'baphomet' dan adanya dresscode (merah, putih, dan hitam) kemudian penonton disarankan membawa kain penutup mata untuk salah satu lagu yang dibawakan. Pada kasus ini, saya melihat sebagai interpretasi teori labelling yang dilakukan masyarakat (netizen) kepada band Hindia terkhusus vokalisnya yaitu Baskara Putra yang dianggap sebagai penganut 'satanic'.

Saya berpendapat bahwa ini merupakan interpretasi dari teori labelling karena dalam jurnal yang ditulis oleh Dadi Ahmadi dan Aliyah Nur'aini H mengungkapkan bahwa penjulukan terjadi karena adanya penjulukan/labelling oleh masyarakat karena perilaku menyimpang yang dilakukan suatu individu maupun kelompok tersebut.  Dalam jurnal ini dijelaskan pengertian-pengertian teori penjulukan yang awalnya berpijak pada teori interaksi simbolik, teori penjulukan juga masuk ke dalam teori reaksi sosial. Menurut saya, labelling memang merupakan sebuah sanksi sosial ketika individu maupun kelompok telah melakukan perilaku yang menyimpang atau juga perilaku yang tidak biasa dilihat/biasa terjadi dalam masyarakat tersebut. Dalam kasus ini, mungkin tema yang dihadirkan band Hindia selaku objek masyarakat memang tidak biasa, tetapi semua kembali dalam perspektif masing-masing. Menurut saya, labelling ini bisa menyebar dan banyak orang yang berpendapat bahwa Hindia merupakan sekte 'satanic'  dikarenakan masyarakat Indonesia yang mungkin asal langsung ceplos berkomentar tanpa mencari tahu alasan diadakannya tema yang seperti itu. Kemudian banyak juga pengguna sosial media yang masih remaja sehingga pemikirannya belum luas. Namun dengan banyaknya penjulukan yang diberikan, ada beberapa penggemar dari band Hindia yang melakukan pembelaan seperti menuliskan ucapan terimakasihnya kepada band Hindia khususnya Baskara Putra sang volakis di lembar ucapan terimakasih skripsi yang mereka buat. Dalam ucapan terimakasih tersebut, mereka menyebutkan yang intinya bahwa "Saya bisa kuat sampai sekarang karena lagu-lagu dari Hindia". Itu membuktikan bahwa lirik lagu Hindia memang menggambarkan kehidupan dan kemudian memberikan sebuah penenangan dari setiap masalah kehidupan.

Teori penjulukan pertama kali dicetuskan oleh Howard S Becker selaku sosiolog dari Amerika yang lahir pada 18 April 1928 di Chicago, Becker putra dari pasangan Allan Becker dan Donna Becker. Dalam perjalanan pendidikannya Becker dibersamai oleh Erving Goffman dan juga Anselm Starus. Becker banyak menyumbangkan keilmuannya pada sosiologi penyimpangan, sosiologi seni, dan sosiologi musik. Garis keturunan Becker yaitu Georg Simmel, Robert E. Park, dan Everett Hughes. Setelah perjalanan karirinya yang panjang, Becker pensiun dan memutuskan tinggal di San Fansisco untuk menikmati masa pensiunnya, Becker tetap menulis dan merkam musik. Dan pada tanggal 16 Agustus 2023 kemarin, Becker meninggal di San Fransisco di usia 95 tahun.

Bibliografi

Ahmadi, D., & Nuraini, A. (2005). Teori Penjulukan. Mediator: Jurnal Komunikasi, 6(2), 297–306. https://doi.org/10.29313/mediator.v6i2.1209

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun