Sehingga sangat mencabik-cabik rasa solidaritas dan persaudaraan kita. Sebagai saudara sebangsa dan se tanah air. Akibatnya bisa jadi menghapus masa depan bangsa ini. Bisa jadi akan menenggelamkan negeri ini.
Oleh karena itu lah kita perlu kembali meneriakkkan “Merdeka atau mati” sebagai bentuk simbol perlawanan bangsa Indonesia terhadap korupsi yang merajalela, penyalahgunaan narkoba, utang luar negeri yang semakin menggila, adudomba antar golongan dan agama serta penanaman modal asing yang hanya menguntungkan asing dan aseng.
Semangat ”Merdeka atau mati” harus tetap kita kobarkan. Sebab sudah 75 tahun NKRI berdiri. Akan tetapi Kemerdekaan yang sesungguhnya hanya dirasakan oleh penguasa dan pengusaha. Bersama dengan asing dan aseng mereka hanya memperkaya diri sendiri dan kelompoknya.
Mereka bebas mengkapling-kapling lahan dan hutan , menguras dan menghisap sumberdaya alam Indonesia atas nama penanaman modal asing . Dimana keuntungannya hanya untuk asing dan aseng serta mereka yang berkuasa beserta golongannya.
Sehingga orang kaya dan yang berkuasa semakin kaya dan semakin mempertahankan kekuasaannya. Hanya tetesan terakhir yang dapat dirasakan rakyat. Sementara kebanyakan rakyat hanya dapat menikmati kemerdekaan negeri ini tetap berada dalam lingkaran kemiskinan. Sehingga jurang kemiskinan semakin bertambah melebar dan semakin dalam.
Makanya di negeri ini sudah menjadi biasa dan tidak mengherankan lagi, pencurian uang negara semakin merajalela. Utang negara semakin melilit dan mencekik hingga tujuh turunan tidak sanggup terbayar. Kemisikinan dan kemorosatan moral semakin dipertontonkan. Bangsa ini dibiasakan hidup dalam pertentangan dan saling bermusuhan. Nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara sudah mulai tergerus dan merontokkan sendi-sendi kehidupan.
Dunia maya dan di dunia nyata dijadikan arena saling serang dan saling menghujat. Sementara rakyat sebagai pemilik sah negeri ini. Tidak mampu dan tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya sebagai pelengkap penderita. Mereka hanya sebagai penonton. Mereka layaknya orang yang menumpang hidup di rumah sendiri.
Oleh karena itu momentum memperingati hari kemerdekaan ini, patut kita refleksikan kembali sebagai momentum menggugah kembali semangat “Merdeka atau mati.”Dalam memperjuangkan dan melalawan segala bentukpenjajahan yang dilakukan, baik oleh bangsa sendiri maupun oleh asing dan aseng.
Rakyat tidak perlu takut maupun gentar meneriakkan “Merdeka atau mati.” Demi menyelamatkan dan memepertahankan kemerdekaan negeri tercinta ini. Kalau bukan kita yang meneriakkan bentuk perlawanan siapa lagi? Kalau bukan dari sekarang kita melawan penjajah, kapan lagi?
Hal ini sangat penting kita bulatkan tekad dan semangat menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dan menolak segala bentuk penjajahan yang dilakukan oleh bangsa sendiri, oleh asing dan aseng. Dengan tekad “Merdeka atau mati.”
Kalau tidak, kita patut kuatir dan cemas, negara ini diambang kebangkrutan dan diambang kehancuran. Semoga atas Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, NKRI adil dan makmur terwujud. Aamiiinn...