Â
Dari sisi pembicara, maka beliau adalah orang yang punya reputasi, jujur, tidak pernah berbohong, amanah bisa dipercaya, dan akhlak atau 'attitude' baiknya selama ini menyenangkan. Maka tidak heran pendengar sangat antusias mendengar apa yang akan disampaikan beliau.
 Sebagai pembicara juga harus mampu menangkap respon atau 'feedback' dari pendengar, apakah mereka bisa menangkap dan memahami pesan yang disampaikan. Kalau dirasa belum tersampaikan, maka bisa mengulanginya atau mengambil langkah perbaikan yang diperlukan seperti kisah tadi.
Â
Terakhir, bahasa keteladanan juga diperlukan. Ada kejadian di mana kaumnya kecewa dan tidak mau menuruti perintah beliau untuk menyembelih qurban. Kaget menghadapi aksi mogok tersebut, beliau segera berdiskusi dengan istrinya, dan mendapatkan ide untuk langsung saja melaksanakan ibadah penyembelihan qurban sendirian. Tak lama kaumnya pun tersadar dan mengikuti tindakannya. Just do it and others will follow it. Mirip yang dikatakan oleh John C. Maxwell, "People may hear your words, but they feel your attitude".
Â
"Communication is about redrawing the image in our minds into the minds of others" (www.lifeequip.com)Â
"The most important thing in communication is hearing what isn't said" (Peter Drucker)
FB20211124
https://teladankami.blogspot.com/2022/02/gaya-komunikasi-best-leader-in-history.html
Ref: Speak like a leader | Simon Lancaster | TEDxVerona, Â https://www.youtube.com/watch?v=bGBamfWasNQ