Pagi tadi, saya isengbaca-baca timeline twitter dan menemukan tweet dari seseorang yang (mungkin) sedang berusaha menyindir temannya atau pacarnya. Intinya, orang itu menuliskan:
"kalau kamu mengacuhkan orang yang peduli dengan kamu, suatu saat kamu akan diacuhkan orang yang kamu pedulikan"
Geli rasanya membaca kalimat seperti itu. Saya memang bukan editor, apalagi guru besar bahasa indonesia. Pengertian saya mengenai tata bahasa indonesia pun masih minim. Tapi rasanya lama-lama jengah juga membiarkan sesuatu yang salah dianggap benar. Ini bukan kali pertama saya mendengar kata ACUH diartikan dengan CUEK atau TIDAK PEDULI. Saya seringkali menemukan tweet orang-orang yang mengeluh karena DIACUHKAN oleh pacar atau gebetan atau siapapun lah itu. Bahkan ketika saya masuk kelas hukum pemerintahan daerah, seorang dosen senior berkata, "Dosen XX itu acuh, tidak akan peduli kalian mau memperhatikan atau tidak."Â Ya, seorang dosen senior yang (mungkin) sudah berkali-kali membuat karya tulis pun masih bisa salah. Kesalahpahaman selanjutnya juga ada pada pekerja seni (terutama seni musik) juga membuat lirik lagu dengan menggunakan 'acuh' sebagai sinonim dari 'tidak peduli' Misalnya: lirik lagu dmassiv (cinta ini membunuhku), "Kau menolakku, acuhkan diriku.." lalu, lirik lagunya Once (kucinta kau apa adanya), "Kau boleh acuhkan diriku. Dan anggap ku tak ada" terus, lirik lagunya Syahrini (cinta tapi gengsi), "Kau dimana kau berada saat aku membutuhkan dirimu, kamu acuhkan diriku" dan lirik lagunya Geisha (lumpuhkanlah ingatanku), "Kau acuhkan aku, kau diamkan aku." Ibu saya juga pernah memarahi saya, beliau bilang, saya terlalu acuh sehingga tidak tahu kalau air di bak sudah penuh. Nah, kan.... Yang saya tulis diatas, itu hanya sebagian 'gagal paham' yang saya tahu. Saya mengimani, kalau banyak orang-orang diluar sana yang tahunya acuh itu artinya tidak peduli. Padahal pemahaman mereka salah. Saya pikir bukan tidak mungkin jika suatu saat ada pergeseran makna kata, acuh menjadi tidak peduli. Karena sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat secara berulang-ulang, akan menjadi kebiasaan yang lama kelamaan dianggap benar oleh masyarakat itu sendiri. Termasuk kesalahan pemahaman terhadap kata 'acuh'. Sebenarnya, jika kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, acuh itu ya seperti ini artinya...
Jadi, mau sampai kapan mengartikan kata ACUH dengan tidak peduli? Sampai kapan kita mau salah paham? Atau apa memang sudah terjadi pergeseran makna dan amandemen KBBI yang saya tidak tahu? Namaste. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H